Ikuti Kami

Budayawan & Ulama Cianjur Kutuk Bom Kantor PDI Perjuangan

Mereka yang melakukan kekerasan dan perusakan karena perbedaan pandangan politik atau apapun, tidak sesuai dengan akhlak dan budaya Cianjur.

Budayawan & Ulama Cianjur Kutuk Bom Kantor PDI Perjuangan
Para Tokoh Budayawan & Ulama Cianjur Mengutuk Keras Bom di Kantor PDI Perjuangan. (@infocianjur)

Cianjur, Gesuri.id - Pengeboman kantor PDI Perjuangan Cianjur yang terjadi pada Kamis (7/8) dinihari waktu setempat mendapat perhatian serius dari para tokoh budayawan dan ulama Cianjur.

Mereka mengutuk keras pelaku pengeboman dengan menggunakan bom molotov itu. 

Baca: Kembali Aksi Bom Molotov, Ono: Jaga Ketat Kantor Partai!

“Kami tentu saja sangat prihatin dengan mereka yang melakukan kekerasan dan perusakan karena perbedaan pandangan politik atau apapun, ini tidak sesuai dengan akhlak dan budaya Cianjur,” kata Aki Dadan (73) Maestro Mamaos Cianjuran saat berkunjung ke Kantor PDI Perjuangan Cianjur di Jalan KH. Abdullah Bin Nuh 18 Cianjur dilansir dari infocianjur, Jumat.

Aki Dadan berharap sebaiknya mereka yang berbeda karena pilihan politik lebih baik diselesaikan dengan cara-cara dialog dan musyawarah. “Ini pelaku pasti tidak pernah diajarkan akhlak yang baik, kebenaran hanya milik dirinya sendiri,” kata Aki Dadan geram.

Pernyataan senada dikemukan tokoh lainnya, Tatang Setiadi. Pendiri dan pimpinan Perhimpunan Cendekiawan Karawitan (Perceka) Cianjur itu berharap aksi serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari. Ia juga berharap polisi segera bisa menangkap pelaku dan mengorek motif kejahatannya.

Baca: Bom di Bogor, Hukum Harus Ditegakkan Teror Jangan Dibiarkan!

Pasca kejadian tidak ketinggalan ulama, aktivis dan organisasi kemasyarakatan di Cianjur juga turut mengutuk keras kejadian tersebut. Salah satunya Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kab. Cianjur KH. M. Chaerul Anam Mzd.

“Kami sangat terkejut atas kejadian ini, dan tentu saja atas nama PCNU mengutuk keras apa yang dilakukan oleh pelaku karena tidak mencerminkan ahlakul karimah,” kata Anam.

Quote