Jakarta, Gesuri.id - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto secara resmi membuka Konferensi Daerah (Konferda) DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta dan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Kabupaten/Kota se-DKI Jakarta di Kantor DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta, Jakarta Timur, Minggu (21/12).
Turut mendampingi Hasto, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kebudayaan, Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Jaminan Sosial Charles Honoris dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Bidang Industri, Perdagangan, BUMN, dan Investasi Darmadi Durianto, keduanya juga Anggota DPR Dapil DKI Jakarta III serta Wakil Bendahara Umum DPP PDI Perjuangan Yuke Yurike.

Selain itu Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Ady Wijaya beserta jajaran dan sejumlah Anggota DPRD DKI Jakarta juga terlihat duduk di meja sidang.
Dalam sambutannya Hasto mengatakan, DKI Jakarta memiliki posisi strategis sebagai wajah politik nasional sekaligus etalase ideologis PDI Perjuangan.
Menurut Hasto, meskipun secara struktural Jakarta tidak lagi menjadi pusat pemerintahan, dinamika politik nasional tetap sangat dipengaruhi oleh denyut politik ibu kota. Karena itu, kader PDI Perjuangan di Jakarta harus mampu menampilkan praktik politik yang beretika, progresif, dan berpihak pada rakyat kecil.

Hasto menekankan bahwa politik tidak boleh direduksi sekadar perebutan posisi atau kekuasaan.
Ia mengingatkan seluruh kader agar memahami perbedaan antara power dan force. Power, menurutnya, lahir dari legitimasi moral, kepercayaan rakyat, serta keberanian membela kepentingan publik.
“Force itu memaksa. Power itu memberi energi dan harapan. Partai kita harus berdiri di atas power, bukan force,” ujar Hasto di hadapan peserta Konferda dan Konfercab.
Ia juga mengingatkan agar jabatan struktural di partai dipahami sebagai tanggung jawab ideologis, bukan simbol prestise. Setiap posisi, mulai dari anak ranting hingga pengurus DPD, harus diukur dari kontribusinya dalam memperkuat kerja kerakyatan.
Dalam konteks Jakarta, Hasto menyebut tantangan politik ke depan semakin kompleks. Oleh karena itu, dibutuhkan inovasi dalam strategi, kreativitas dalam pendekatan politik, serta keberanian keluar dari pola-pola lama yang sudah tidak relevan dengan perubahan zaman.

Hasto turut mengapresiasi kerja cepat dan responsif sejumlah kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dinilai mampu menangkap aspirasi rakyat secara langsung. Menurutnya, kepemimpinan yang tanggap merupakan modal politik penting bagi PDI Perjuangan.
Ia menegaskan, Jakarta harus menjadi contoh bagaimana PDI Perjuangan membangun politik yang berlandaskan etika, nilai kemanusiaan, dan keberpihakan nyata kepada rakyat.
Hasto optimistis PDI Perjuangan mampu merebut kembali kepercayaan rakyat Jakarta melalui kerja ideologis yang konsisten dan disiplin organisasi yang kuat.


















































































