Ikuti Kami

Bulan Bung Karno, Mega Minta Kader Turun dan Bersama Rakyat

Megawati jelaskan kenapa PDI Perjuangan harus turun ke desa dan perhatikan isu stunting.

Bulan Bung Karno, Mega Minta Kader Turun dan Bersama Rakyat
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. (Foto: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Memasuki Bulan Bung Karno 2021 yang akan mulai pada 1 Juni, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak seluruh kader partainya untuk memberi perhatian khusus pada desa. Secara khusus, kader diharap memberi perhatian pada masalah stunting.

Baca: Resmikan 25 Kantor Baru PDI Perjuangan, Mega Beberkan Makna

Hal itu disampaikan Megawati saat acara peresmian 25 kantor baru PDI Perjuangan yang dilaksanakan secara virtual, Minggu (30/5).

"Tema Bulan Bung Karno yang saya tetapkan adalah 'Bhinneka Tunggal Ika. gotong royong untuk rakyat, desa maju, Indonesia kuat dan berdaulat. Tolong dijalankan dengan sebaik-baiknya," kata Megawati.

Megawati ingin para anggota partainya masuk ke desa dan menggerakkan warga. Tentu saja kader harus turun ke bawah, mendekatkan diri, serta menyelami permasalahan yang dihadapi masyarakat. Untuk memotivasi, Megawati menceritakan kisahnya ketika masih menjadi calon anggota DPR, harus masuk ke wilayah pedesaan di Jawa Tengah. Menginap di sebuah rumah milik lurah setempat, Megawati menceritakan bagaimana dia tidur bersama kutu yang hidup di ranjang dari bambu tempat dirinya tidur.

"Saya saja pernah begitu, kalian harus lebih, lebih, lebih keras lagi berjuang," ujar Megawati.

Satu hal yang dimintakan khusus oleh Megawati untuk diperhatikan adalah isu stunting atau gizi buruk. Bagi Megawati, sangat miris ketika di zaman Indonesia sudah merdeka, masih banyak anak Indonesia yang mengalami stunting.

"Masih banyak anak stunting, apa salahnya kita? Kenapa masih banyak anak anemia karena kurang gizi? Masa ibu-ibu tak tersentuh hatinya?" kata Megawati. 

Megawati memberi contoh, bahwa di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ada tanah seluas 500 meter persegi yang berisi warga yang tinggal di bedeng. Kebanyakan bekerja dan tidur di gerobak bersama anak-anaknya. 

Presiden RI Kelima itu mengaku juga sudah bicara dengan Presiden Jokowi, mengenai para warga yang kebanyakan berasal dari daerah itu. Baginya, ada sesuatu yang terjadi sehingga masih ada saja urbanisasi. Dimana warga dari desa mencari makan di kota besar, namun berujung di tempat seperti bedeng-bedeng itu. Masalah gizi buruk pun semakin berat.

"Saya bicara ke Pak Jokowi, bagaimana sih sebenarnya, kok cari makan di kota-kota besar? Makanya nanti di bulan Bung Karno, kita bangun mulai dari desa. Siap-siap ya pengurus di daerah," kata Megawati.

Lebih jauh, Megawati mengajak semua pihak membayangkan masa depan para anak-anak demikian. Karena jika gizi saja tak terpenuhi, sangat sulit mengharapkan pendidikannya akan terpenuhi.

"Bayangkan bagaimana akan masa depan anaknya. Gizi saja tak memenuhi syarat, belum pendidikannya. Membangun masyarakat itu kan katanya fisiknya. Yakni sandang, pangan, dan papan. Tapi kalau membangun yang utuh itu, adalah kesehatan dan pendidikan. Itu sebenarnya tugas utama kita," urai Megawati.

"Kalau daerah miskin, apa kita mau diam saja? Pikir kenapa terjadi kemiskinan. RRC mengeluarkan statemen kemiskinan di sana sudah 0 persen. Mereka sampai berani bilang begitu. Sebuah negara yang jumlah penduduknya 1,5 miliar. Kita warganya hanya 270-an juta, masa tak bisa membangun negeri ini? Semangat," tegas Megawati.

Megawati meminta agar kader partainya serius menjalankan penugasan Bulan Bung Karno untuk turun ke desa tersebut. Bahkan dia mengaku akan terus meminta laporan harian dari Sekjen Hasto Kristiyanto mengenai progres kegiatan di seluruh Indonesia.

"Saya sebagai ketua umum, bukan karena covid kemudian saya tidur saja deh, jadi autopilot saja partai ini. Tidak loh. Saya selalu tiap hari memanggil sekjen. Minggu juga bila perlu saya panggil dia. Untuk terus melihat apa gerak partai kita. Mana yang kurang, diperbaharui. Mana yang jalan, diberi semangat. Sehingga kita wajib terus berimajinasi untuk kemajuan rakyat," tambah Megawati.

Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa Ketua Umum Megawati sudah menegaskan bahwa di Bulan Bung Karno, partai akan berkonsentrasi dalam konsolidasi menyeluruh. Satu bulan penuh, seluruh kader partai, baik eksekutif, legislatif, maupun yang di struktur, turun ke bawah menyatu dengan seluruh masyarakat desa.

"Maka kita wajib turun ke bawah sebagai jalan vertikal dan komitmen politik PDI Perjuangan untuk menyatukan diri dengan seluruh nafas kehidupan rakyat," kata Hasto.

Dengan begitu, lanjutnya, kader PDI Perjuangan wajib mendorong perkembangan masyarakat desa sebagai pusat peradaban desa, dan pusat pengembangan budaya nusantara. Megawati, Hasto, dan seluruh kader yang mengikuti acara itu lalu mendengarkan bersama lagu 'Desaku Yang Kucinta' karya El Manik. 

"Disinilah selama bulan Bung Karno, kita dorong kesatupaduan kader partai dengan masyarakat desa, bergerak bersama-sama membawa kemajuan di desa," ujar Hasto.

"Politik yang menyatu dengan perikehidupan rakyat inilah politik bumi yang terus diberikan instruksi oleh Ibu Ketua Umum untuk kita jalankan dengan sebaik-baiknya," tegasnya.

Hasto juga mengatakan bahwa partai juga memberi perhatian khusus terhadap antisipasi kemungkinan bencana alam. 

Baca: Megawati Kembali Resmikan 25 Kantor Baru PDI Perjuangan

"Instruksi partai sudah sangat jelas, bagaimana seluruh jajaran partai membangun kesiapsiagaan terhadap bencana. Sehingga setiap tanggal 26 di setiap bulannya, seluruh kader partai di seluruh wilayah Indonesia secara serentak mengadakan upaya sosialisasi mitigasi terhadap bencana," tambah Hasto.

Megawati menghadiri acara itu dari kediamannya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, Minggu (30/5). Sementara Hasto Kristiyanto hadir bersama Ketua DPP yang juga Menkumham Yasonna Laoly, serta Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua MPR. Hadir juga Wasekjen yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Utut Adianto. Dan dua Ketua DPP yaitu Djarot Saiful Hidayat dan Sukur Nababan.

Seluruh unsur DPP PDI Perjuangan hadir secara virtual. Yakni Bendahara Umum Olly Dondokambey serta Wakilnya Rudianto Tjen. Juga para Ketua DPP PDI Perjuangan seperti Prananda Prabowo, Puan Maharani, Eriko Sotarduga, Ribka Tjiptaning, I Made Urip, Bambang Wuryanto, Hamka Haq, Tri Rismaharini, Sri Rahayu, dan Wiryanti Sukamdani. Begitupun dua wasekjen lainnya, Sadarestuwati dan Arif Wibowo.

Quote