Ikuti Kami

Ciptakan SDM Pancasilais, Tata Ulang Kurikulum & Pengajar 

Iis: Semakin maraknya paham radikalisme masuk ke bidang yang menyasar generasi penerus bangsa.

Ciptakan SDM Pancasilais, Tata Ulang Kurikulum & Pengajar 
Kader PDI Perjuangan Iis Sugianto. (Foto: Dok. Iis Sugianto)

Jakarta, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan Iis Sugianto mengatakan kurikulum pendidikan di periode kedua pemerintahan Jokowi harus segera ditinjau ulang bahkan jika perlu dirombak. Itu demi menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang Pancasilais dan berbudi pekerti, serta mengenal akar budaya dan warisan bangsanya. 

Menurut Iis, semua pengajar di segala bidang harus ditatar ulang dan diwajibkan mengikuti penataran sebagai pendidik yang bisa mengawal Pancasila, menjaga warisan budaya bangsa, dan jati diri bangsa.

Baca: Ganjar: Pecat Guru yang Ajarkan Paham Radikalisme

"Menakutkan, kita disusupi paham pemecah-belah bangsa seperti di bidang pendidikan, olahraga. Dan semua sasaran sepertinya ditujukan ke penerus bangsa, yaitu para pemuda pemudi harapan bangsa ini," ungkap politisi yang juga penyanyi senior yang masih eksis hingga saat ini.

Hal itu dikatakan Iis terkait semakin maraknya paham radikalisme yang masuk ke berbagai bidang, khususnya yang berkaitan dengan generasi penerus bangsa seperti di bidang pendidikan dan olahraga. "Mengerikan, penerus bangsa dicuci otaknya," ungkapnya lagi.

Sebagai contoh, belum lama ini beredar meme seorang siswa di sebuah sekolah menengah atas negeri SMAN 6 Bandung, dimana siswa tersebut telah bergabung dan menganggung-agungkan organisasi yang sudah dilarang di republik ini yaitu HTI (Hizbut Tahrir Indonesia). 

Terbaru, pada Minggu (21/7) dan viral di medsos, siswa Madrasah aliyah Negeri (MAN) 1 Sukabumi mengibarkan bendera mirip milik Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI.

Laporan itu dicolek ke Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin oleh politisi Golkar, Ace Hasan Syadzily di akun Twitternya, @acehasan76. Sebab, seharusnya madrasah yang dikelola Kementerian Agama mengedepankan nasionalisme NKRI.

Selain itu beberapa waktu lalu, seperti dilansir dari tribunnews.com, Mantan Panglima Negara Islam Indonesia (NII) Ken Setiawan mengungkap beberapa atlet berprestasi yang kini dibaiat berpaham radikal.

Ken Setiawan mengumpamakan negara ini sedang memberi makan anak macan. Ketika macan itu besar dan lapar maka akan mencabik cabik sang pemberi makan. Seorang atlet yang dibiayai negara dan diharapkan akan menjadi kebanggaan, sambung Ken, malah justru secara ideologi anti terhadap pemerintah dengan menganggap pemerintah taqhut dan kafir.

Lebih lanjut, Iis mengatakan perlu dipikirkan bagaimana agar pelajaran agama disatukan dengan budi pekerti agar islam radikal tidak menyusup kemana-mana. 

Iis juga mengingatkan bahwa Nusantara ini awalnya adalah terdiri dari berbagai kerajaan sehingga pentingnya pembumian Islam Nusantara. "Negara benar-benar harus dijaga dan saya yakin Pak Jokowi pasti sudah bisa membaca keadaan krisis ini," ujar Iis yang juga memiliki darah ningrat dari sang ibu yaitu keturunan Kesultanan Kanoman yang terletak di Cirebon. 

Baca: Iis: Arabisasi Sudah Mengakar, Jati Diri Bangsa Terancam

Terkait paham radikal yang juga berpotensi masuk lewat pesantren-pesantren di Tanah Air, Srikandi Banteng itu mengatakan harus ada formula yang tepat dan harus dipikirkan karena ini juga sangat sensitif sifatnya. 

Iis mencontohkan harus diberikan contoh hancurnya suatu negara jika negara tersebut melupakan jati dirinya akibat rakyatnya berperang hanya karena urusan agama. Sebab, lanjutnya, agama hadir justru harus menjadi rahmat untuk seluruh umat.

"Pembumian Pancasila di pesantren-pesantren harus tetap dijalankan, tapi bukan sebagai indoktrin namun diberi penjelasan mengapa harus diberi pemahaman mengenai Pancasila, karena Pancasila justru menambah indah kehidupan dalam menjalankan agama," Iis menjelaskan.

Quote