Bandung, Gesuri.id - Tokoh masyarakat Sunda, Anton Charliyan menegaskan golongan radikal semacam Hizbut Tahrir, ISIS, Ikhawanul Muslimin, serta Jemaah Islamiyah adalah “barang basi” dan tidak laku.
Namun semua gerakan itu sangat membahayakan Negara serta membahayakan ajaran Islam itu sendiri.
Baca: Ganjar Sortir Kepsek & Guru Terindikasi Radikal
Sebab, ungkap Anton, mereka bergerak dengan menjual ayat dan agama untuk kepentingan syahwat politik. Maka tak heran apabila Hizbut Tahrir dibubarkan di 26 Negara, khususnya di Timur Tengah dan jazirah Arab.
Anton mengungkapkan hal itu ketika hadir dalam istighosah di Pondok Pesantren (Ponpes) Suryamedar, Kabupaten Bandung, baru-baru ini. Anton sendiri merupakan Pembina Ponpes Suryalaya.
Anton menyampaikan bahwa Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) merupakan salah satu buah perjuangan umat Muslim. Para Santri berjuang untuk kemerdekaan karena digelorakan oleh Fatwa Jihad Akbar dari KH Hasyim Asyari.
“Jadi kemerdekaan kita ini hasil jihad Akbar, makanya jika sekarang ada yang mengatasnamakan jihad dengan cara bom bunuh diri itu adalah jihad sesat. Itu bukan jihad tapi radikalisme dan terorisme,” tegas Anton.
Anton melanjutkan, ancaman paling nyata bagi bangsa Indonesia yang ada dihadapan mata saat ini adalah Golongan Radikal yang mengatasnamakan agama. Golongan itu telah meluluh-lantakan Negara-negara di timur tengah seperti Suriah, Libya, Iraq, dan sebagainya.
“Mari kita belajar dari sejarah jangan sampai bangsa indonesia di jadikan target seperti negara-negara diatas,” tegas Anton.
Untuk itu, lanjut Anton, agar bangsa Indonesia terhindar dari perpecahan, intoleransi, radikalisme, hoax, dan fitnah, diharapkan seluruh pihak berdoa bagi keselamatan dan kedamaian bangsa.
Anton sangat mengapresiasi Istighosah Qubro yang diselenggarakan Ponpes Suryamedar.
Baca: Evita Minta KPI Awasi Konten Penyiaran Berbau Radikal
“Istighosah ini penting agar suasana Negara kita makin aman damai dan sejuk, “ ujar Anton, yang juga mantan Kapolda Jabar ini.
Dalam istighosah itu hadir juga Syaikh Syarif Muhammad Amin Ad- Dahubi Al Jailani dari Lebanon. Beliau adalah keturunan Syaikh Abdul Qadir Al Jailani, pendiri tarekat Qadiriyah.