Ikuti Kami

Komarudin Watubun: Konsolidasi Organisasi Secara Berkelanjutan Kunci Utama Kekuatan Partai

Komarudin terlebih dahulu menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh rakyat Papua.

Komarudin Watubun: Konsolidasi Organisasi Secara Berkelanjutan Kunci Utama Kekuatan Partai
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun, menegaskan pentingnya konsolidasi organisasi secara berkelanjutan sebagai kunci utama kekuatan partai dalam menghadapi kontestasi politik ke depan, khususnya Pemilu 2029.

Hal tersebut disampaikan Komarudin saat membuka Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) PDI Perjuangan Papua yang digelar di Hotel Horison Padang Bulan, Jayapura, Sabtu (20/12/2025).

Pada kesempatan itu, Komarudin terlebih dahulu menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh rakyat Papua atas dukungan dan kebersamaan yang terus terjaga bersama PDI Perjuangan, terutama dalam dinamika politik yang terjadi pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Papua sebelumnya.

Komarudin mengakui bahwa PDI Perjuangan berada dalam posisi yang tidak mudah pada Pilkada tersebut.

Meski harus berjuang sendiri ketika dukungan politik dari berbagai pihak berkurang, namun rakyat Papua tetap setia memberikan kepercayaan kepada PDI Perjuangan.

“Dari lubuk hati yang paling dalam, saya menyampaikan terima kasih kepada seluruh rakyat Papua. Pada Pilkada Gubernur kemarin, PDI Perjuangan berjuang sendiri ketika ditinggalkan oleh banyak pihak, tetapi rakyat tetap berdiri bersama kami,” ujar Komarudin.

Ia mengajak seluruh kader PDI Perjuangan di Papua untuk menatap lima tahun ke depan dengan optimisme dan tanpa rasa takut menghadapi pertarungan politik. Menurutnya, dinamika dalam kontestasi demokrasi merupakan hal yang wajar dan tidak bisa dihindari.

“Dalam politik selalu ada yang menang dan ada yang kalah. Yang kalah berada di luar kekuasaan, yang menang kita dukung, dan pada saatnya kita bertarung lagi. Itulah demokrasi,” tegasnya.

Komarudin juga menekankan bahwa dinamika internal merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang PDI Perjuangan.

Ia menyebutkan bahwa sejak awal berdiri, partai berlambang banteng tersebut telah melalui berbagai tekanan dan tantangan, namun tetap mampu bertahan dan eksis sebagai kekuatan politik nasional.

“PDI Perjuangan lahir dan tumbuh dalam dinamika. Dari berbagai tekanan hingga tantangan politik, tetapi tetap eksis. Inilah dinamika berdemokrasi yang harus kita pahami dan terima,” ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Komarudin, konsolidasi organisasi menjadi sesuatu yang mutlak dan tidak bisa ditawar.

Ia menegaskan bahwa partai politik tidak boleh berjalan tanpa sistem dan proses yang jelas. Konsolidasi dan kaderisasi harus dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

“Organisasi politik tidak bisa tidur, lalu bangun tiba-tiba dan mengusung calon DPR atau kepala daerah. Itu bukan organisasi. Partai politik harus melakukan konsolidasi dan kaderisasi tanpa henti,” katanya.

Menurut Komarudin, konsolidasi yang dilakukan secara berkelanjutan merupakan kewajiban organisasi dan terbukti tidak pernah mengkhianati hasil.

Dengan kerja organisasi yang rapi, terstruktur, dan konsisten, kekuatan partai akan tetap terjaga dalam jangka panjang.

Dalam kesempatan tersebut, Komarudin juga menyinggung dinamika politik di Papua Selatan. Ia menyoroti Gubernur Papua Selatan yang diketahui telah berpindah ke Partai Golkar, meskipun pada Pilkada Papua Selatan sebelumnya mendapatkan dukungan penuh dari PDI Perjuangan.

“Kita tidak perlu kecil hati. Justru kita harus bangga. Kalau ada kader atau tokoh yang diambil partai lain, itu berarti PDI Perjuangan memiliki stok kader yang hebat dan berkualitas,” ujarnya.

Komarudin menambahkan bahwa konsolidasi partai terus dilakukan pasca Kongres PDI Perjuangan yang digelar di Bali. Ia menyebutkan bahwa kongres tersebut berlangsung singkat dan efisien, dengan proses pemilihan Ketua Umum yang tuntas dalam waktu sekitar tiga jam.

“Kongres di Bali kemarin adalah kongres tercepat. Dalam waktu tiga jam, Ketua Umum terpilih, dan saya dipercaya sebagai Ketua Panitia Kongres,” ungkapnya.

Saat ini, kata Komarudin, dirinya memiliki tugas konsolidasi di berbagai wilayah, mulai dari DKI Jakarta, Papua Tengah yang dipusatkan di Nabire, hingga Provinsi Papua.

Meski kini berdomisili dan berpindah daerah pemilihan ke DKI Jakarta, ia menegaskan bahwa Papua tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup dan pengabdiannya.

“Saya tinggal di DKI Jakarta, tetapi Papua tetap rumah saya. Ikatan emosional dan perjuangan saya tidak pernah lepas dari Papua,” katanya.

Komarudin kembali menegaskan bahwa konsolidasi organisasi harus dilakukan secara menyeluruh dan berjenjang, mulai dari penguatan struktur DPD, pelaksanaan Konferda dan Konfercab, hingga pembentukan kepengurusan di tingkat ranting dan anak ranting.

“Penguatan organisasi harus sampai ke akar rumput. Dari DPD, cabang, ranting, hingga anak ranting. Itulah kunci kekuatan PDI Perjuangan,” tegasnya.

Komarudin berharap, setelah konsolidasi ini, kinerja dan soliditas PDI Perjuangan Papua semakin baik ke depan. Ia juga mengapresiasi capaian PDI Perjuangan di wilayah Pegunungan Papua, khususnya di Kabupaten Tolikara, di mana hasil konsolidasi berhasil meningkatkan perolehan kursi DPRD dari satu kursi menjadi sembilan kursi.

Selain itu, Komarudin menegaskan pentingnya keterwakilan perempuan dalam struktur dan pencalonan partai sesuai amanat konstitusi, yakni minimal 30 persen. Hal ini, menurutnya, bukan lagi hal yang bisa ditawar atau diperdebatkan.

“Terkait keterwakilan perempuan, itu sudah perintah konstitusi. Saya harap dalam konsolidasi ini keterwakilan perempuan bisa mencapai 30 persen,” tegasnya.

Komarudin juga mengingatkan agar PDI Perjuangan memberikan ruang yang lebih besar bagi generasi muda, khususnya Generasi Z. Berdasarkan hasil survei dan data statistik internal partai, pada Pemilu 2029 mendatang pemilih dari kalangan generasi muda diperkirakan mencapai 60 hingga 70 persen.

“Jangan lupa Generasi Z. Mereka adalah pemilih terbesar pada 2029. Karena itu, mereka harus dirangkul dan dilibatkan secara serius dalam kerja-kerja partai,” pungkas Komarudin.

Quote