Depok, Gesuri.id – Politisi PDI Perjuangan Kota Depok, Novi Anggriani Munadi, mengapresiasi langkah sigap Densus 88 yang kembali mengamankan beberapa orang terduga teroris di Depok. Sebelumnya, jelang Pilgub Jabar beberapa waktu lalu, kepolisian juga menembak 2 orang terduga teroris di Depok.
Baca: Pemkot Depok Dinilai Tidak Serius Tangani TPA Cipayung
Namun Novi menambahkan, Depok juga pernah dinilai sebagai kota intoleran di Jawa Barat. Banyak kejadian radikalisme dan terorisme menjadi bukti nyatanya. Belum lagi pernah terbit buku berbau radikalisme masuk sekolah dan banyak siswa yang tidak hafal Pancasila.
“Tidak bisa tidak, kita harus mewujudkan Depok sebagai Kota Pancasila,” ujar Novi, Rabu (11/7).
Sekretaris Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) DPC PDI Perjuangan Depok ini menjelaskan, Depok sebagai Kota Pancasila dapat diwujudkan diantaranya dengan pendidikan. Artinya pendidikan di kota Depok jangan sampai terinfiltrasi oleh ideologi–ideologi radikal.
“Mesti dibuat proteksinya seperti di sekolah – sekolah Depok mengajarkan dan mempraktikan keragaman serta solidaritas atau toleran,” tegas Novi.
Lebih lanjut Novi menerangkan, Depok sebagai Kota Pancasila bukan hanya untuk melawan paham fundamentalis. Tetapi juga meningkatkan kesejahteraan ekonomi atau mengurangi kesenjangan materi antar warganya.
Baca: Politisi PDI Perjuangan Minta Pemkot Depok Lebih Serius
“Ya seperti yang dikatakan Bung Karno, kalau Pancasila dapat diperas menjadi Trisila yakni sosio kebangsaan atau nasionalisme, sosio kerakyatan atau demokrasi dan berketuhanan. Dapat diintisarikan lagi menjadi Ekasila yakni gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” kata Novi.
“Dengan ini semoga Depok ke adalah kota yang bersahabat atau friendly city dengan landasan gotong royong,” tutup Novi.