Ikuti Kami

Restu: Dipimpin Presiden Optimistis, Indonesia Pasti Maju 

Susunan Kabinet Indonesia Maju sudah menggambarkan visi Presiden.

Restu: Dipimpin Presiden Optimistis, Indonesia Pasti Maju 
Politikus PDI Perjuangan yang juga Sekjen Taruna Merah Putih, Restu Hapsari (tengah). (Foto: Dok Restu Hapsari).

Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan yang juga Sekjen Taruna Merah Putih, Restu Hapsari, mengatakan susunan Kabinet Indonesia Maju sudah menggambarkan visi Presiden selama 5 tahun ke depan. 

Untuk itu, lanjutnya, seluruh rakyat harus optimistis bahwa Indonesia akan menjadi negara maju, sebab dalam 5 tahun ke depan bangsa ini dipimpin oleh Presiden yang sangat optimis. 

Baca: Restu Hapsari: Ibu Kota Baru Harus Kedepankan Kearifan Lokal

"Tak ada gading yang tak retak, lanjutnya, tak ada yang sempurna karena yang sempurna hanyalah Tuhan," ujar Restu kepada Gesuri, Rabu (23/10).

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo resmi melantik Menteri kabinet-kabinet Indonesia Maju pada hari ini di Istana Negara, Jakarta Pusat, Rabu. 

Pelantikan Kabinet Indonesia Maju mendapat ucapan selamat dari berbagai kalangan masyarakat. Salah satunya mantan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI (PP PMKRI) MM. Restu Hapsari. 

Terkait tujuh point perintah Presiden, Sekjen DPP Taruna Merah Putih itu juga menegaskan,  tujuh perintah Presiden Jokowi menjadi warning yang serius buat para pembantu Presiden. 

Perintah pertama, jangan korupsi, ciptakan sistem yang menutup celah terjadinya korupsi, menjadi pesan utama yang akan mencederai siapapun menteri yang melanggarnya. 

"Meski dalam penyusunan kabinet kali ini tak melibatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), saya yakin Presiden Jokowi tak main-main soal korupsi." tegas Restu. 

Perintah kedua, tak ada visi menteri, yang ada adalah visi Presiden dan Wakil Presiden, hal ini penting agar terjadi keselarasan visi di 34 kementerian. 

Perintah ketiga, kerja cepat - kerja keras - kerja produktif, irama kerja Presiden Jokowi yang sudah tak asing lagi di 5 tahun periode pertama yang sudah berjalan.

Perintah keempat, jangan terjebak rutinitas yang monoton, mencerminkan cara berpikir Presiden yang harus "out of the box". Perintah kelima, tentang kerja yang berorientasi pada hasil nyata, ini untuk mengukur keberhasilan para menteri terhadap kerja-kerja kerakyatan. 

Selanjutnya, perintah keenam, harus selalu cek masalah di lapangan dan menemukan solusi.

"Ini akan mendekatkan para menteri kepada rakyat karena akan terasa kebermafaatannya bagi rakyat," katanya. 

Perintah ketujuh, tambahnya, adalah harus serius dalam bekerja, yang tidak serius akan dicopot di tengah jalan, ini penting untuk mempercepat capaian visi-misi Presiden dan Wakil Presiden. 

Terkait pro dan kontra beberapa profil menteri yang dianggap bermasalah atau tidak kompeten, Restu mengharapkan agar para menteri tersebut bekerja dulu. 

"Toh Presiden Jokowi sudah menyampaikan bahwa yang tidak serius bekerja bisa dicopot di tengah jalan. Karena hakekatnya menteri adalah pembantu presiden yang harus bertanggung jawab bagi masa depan dan kejayaan bangsa," ungkapnya. 

Restu kemudian mempertegas pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati kepada Kabinet Jokowi-Ma'ruf untuk menjaga integritas dan dedikasinya untuk bangsa.

"Seperti yang disampaikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri bahwa di dalam diri seorang menteri melekat sebuah nama dan tanggung jawab yang harus dijaga dengan segala integritas dan dedikasinya untuk bangsa dan negara," kata dia. 

Baca: Restu: Anti Pancasila? Harus Diedukasi Hingga Tindak Tegas

Tapi yang tak kalah penting juga, lanjut dia, Presiden Jokowi harus memperbaiki pola komunikasi politik istana ke ruang publik, agar tak ada lagi blunder-blunder politik yang membuat gaduh dan menyita banyak energi yang tak perlu. 

"Presiden Jokowi harus banyak melihat dan mendengar serta melibatkan kelompok-kelompok kritis dan strategis di masyarakat agar tidak buta dan tuli terhadap suara rakyat atau publik," tutur Restu.

Quote