Ikuti Kami

Sari: Tak Setuju Tradisi 'Pecah Kendi', Pindah Negara Saja !

Politisi PKS Mardani Ali Sera menyerang ritual pecah kendi dalam acara pelepasan calon jemaah haji.

Sari: Tak Setuju Tradisi 'Pecah Kendi', Pindah Negara Saja !
Kader PDI Perjuangan sekaligus pengamat budaya, Sari Yok Koeswoyo. (Foto: Dok. Sari Yok Koeswoyo)

Jakarta, Gesuri.id - Kader PDI Perjuangan sekaligus pengamat budaya, Sari Yok Koeswoyo mengecam pernyataan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera yang menyerang ritual pecah kendi dalam acara pelepasan calon jemaah haji kloter pertama oleh PT Garuda Indonesia Tbk di Bandara Adisutjipto, Solo, Jawa Tengah, belum lama ini.

Sari menegaskan, apabila Mardani tidak suka dengan tradisi budaya nusantara seperti pecah kendi dengan alasan agama, lebih baik pindah ke negeri lain. Sebab, budaya nusantara sudah ada jauh sebelum Republik Indonesia berdiri.

Baca: Sari Koeswoyo: Menikahi Anak Dibawah Umur Harus Dipidanakan!

"Sebelum agama-agama Wahyu masuk nusantara juga masyarakat kita sudah punya tradisi leluhur dan kebudayaan yang agung. Gunung Padang di Jawa Barat adalah bukti bahwa budaya kita lebih tua dari agama-agama wahyu," kata Sari kepada Gesuri, baru-baru ini. 

Sari menambahkan, pandangan terhadap kebudayaan tak usah dicampur dengan perspektif agama tertentu. Sebab, bila dicampur, muaranya hanya kesalah-pahaman. 

"Ritual itu (pecah kendi) kan hanya cara pendekatan kepada-Nya. Jadi tak perlu dipandang miring," tegas Sari. 

Seperti diketahui,  Mardani Ali Sera mengatakan dirinya agak terganggu dengan ritual 'pecah kendi' yang dilakukan PT. Garuda Indonesia dalam acara pelepasan peserta ibadah haji tersebut. Menurutnya, ibadah yang termasuk ke dalam rukun Islam ke-5 itu tidak perlu dicampuri dengan budaya khusus.

Baca: Sari: Konser Base Jam Bubar di Aceh, Ormas Lebih Berkuasa

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, yang pernah menjadi kader PKS, juga turut menyerang ritual pecah kendi itu. Fahri menegaskan, ibadah haji adalah ritual pemurnian akidah dan pecah kendi dianggap sebagai melanggar akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Tradisi pecah kendi sendiri dikenal dalam masyarakat Jawa untuk memecahkan pamor dari sang empunya hajatan. Dalam tradisi pernikahan, misalnya, pecah kendi dilakukan agar pengantin pecah pamor sehingga aura dari yang bersangkutan semakin keluar dan mempesona calon pasangan hidupnya.

Quote