Ikuti Kami

Ansy Lema Dukung Poktan Bhineka di Kupang

Poktan Bhineka ini beranggota 10 orang milenial yang memiliki semangat untuk mengembangkan usaha pertanian hortikultura. 

Ansy Lema Dukung Poktan Bhineka di Kupang
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema).

Kupang, Gesuri.id -  Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) mendapat pesan dari seorang milenial yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Bhineka di Oebelo, Kabupaten Kupang, baru-baru ini. 

Poktan Bhineka ini beranggota 10 orang milenial dari berbagai daerah di NTT yang memiliki semangat untuk mengembangkan usaha pertanian hortikultura. 

"Sebelum mengontak saya, Poktan Milenial patungan dana  (swadaya) untuk menyewa hand traktor (traktor tangan) guna menggarap lahan seluas 130 are dan mengebor air," ungkap Ansy.  

Baca: Cornelis Ingatkan Bahaya Stunting ke Warga Menjalin

Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, kerja keras Poktan Bhineka ditunjukkan dengan kiriman foto-foto kesiapan lahan yang sudah digarap dan siap ditanami. 

"Saya terkesan akan kerja keras dan semangat Poktan Milenial Bhineka. Dalam segala keterbatasan, mereka tetap bekerja keras dan tidak pantang menyerah," ungkap Ansy. 

Karena itu, Ansy langsung merespon inbox tersebut dengan mengutus staf nya Redemtus Kono dan Ludgerus Menge untuk meninjau langsung lokasi yang mereka kerjakan.

"Sepulang dari lokasi, staf saya melaporkan bahwa saat ini Poktan Bhineka sedang mengalami kekurangan modal finansial untuk membeli benih pare dan tomat, karena kas keuangan kelompok telah dikuras untuk membiayai sewa alsintan pembukaan lahan," ujar Ansy. 

Merespon cerita mereka, Ansy langsung meminta staf nya untuk membeli benih tomat dan pare di Kota Kupang, lalu mengantar langsung bantuan benih tersebut kepada Poktan Bhineka. 

"Bahkan, saya melakukan dialog virtual bersama Poktan Bhineka di lahan untuk mendengar langsung cerita mereka dan memberikan semangat," ujar Ansy. 

Ansy pun mengungkapkan, NTT mengalami krisis petani milenial. Data BPS menunjukkan, Pada 2018, total petani milenial di NTT di bawah 25 tahun hanya 10.527 jiwa. 

Sedangkan petani berusia di atas 45 tahun berjumlah 487.007 jiwa (BPS, 2018). Artinya kita harus melakukan regenerasi petani milenial. 

"Karena itu, antusiasme, inisiatif dan kerja keras untuk bertani kaum milenial seperti Poktan Bhineka harus didukung," tegas Ansy. 

Baca: Andreas Serukan Aksi Penyelamatan Lingkungan

Ansy pun berpesan kepada mereka, bahwa bertani itu pilihan. Maka menjadi petani yang sukses harus penuh perjuangan. 

"Wajah baru pertanian NTT yang modern, mandiri, produktif, dan berkelanjutan ada pada generasi muda," ujar Ansy. 

"Saya berharap kelak Poktan Bhineka dapat menjadi penentu kemajuan masa depan pertanian NTT melalui inovasi dan kreasi pemanfaatan teknologi," tambah Anggota DPR RI dari Dapil NTT II itu.

Quote