Ikuti Kami

DPRD Gorut Dorong Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

DPRD Gorontalo Utara (Gorut), Provinsi Gorontalo, ikut mendorong pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah.

DPRD Gorut Dorong Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal
Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara, Aryati Polapa.

Gorontalo Utara, Gesuri.id – DPRD Gorontalo Utara (Gorut), Provinsi Gorontalo, ikut mendorong pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah yang ada di daerah itu.

Ketua Komisi III DPRD Gorontalo Utara, Aryati Polapa, Selasa (8/10), mengungkapkannya pada kegiatan "Focus Group Discussion" (FGD), tentang pengembangan kurikulum muatan lokal di sekolah yang digelar Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) setempat.

Baca: Keren, Risma Buat Perwali Kurikulum Antikorupsi

Ia mengungkapkan pengembangan kurikulum muatan lokal memang perlu didiskusikan bersama, sebab pada kenyataannya belum terimplementasi sesuai yang diinginkan.

Pelaksanaan FGD tersebut dinilai politikus PDI Perjuangan juga mantan Kepala Diknas kabupaten itu, dinilai tepat dan sangat penting.

Sebab kata Aryati, sebaik apapun program yang diinginkan namun jika tidak memiliki legitimasi maka akan sulit terlaksana.

Maka dia mewakili DPRD, mendorong proses legitimasi untuk penerapan kurikulum muatan lokal.

Bahkan secara langsung melalui diskusi melibatkan pihak Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Gorontalo, para Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, praktisi pendidikan dan Dinas Pendidikan Kota Gorontalo sebagai pembanding, serta unsur media dari LKBN Antara, serta dihadiri Plh Kepala Diknas setempat dan jajarannya, Aryati mengusulkan agar salah satu kurikulum muatan lokal yang perlu dikembangkan adalah, bahasa Gorontalo, di dalamnya termasuk bahasa Atinggola.

Ia menuturkan, sengaja mengusulkan bahasa Gorontalo termasuk bahasa Atinggola, bukan karena dirinya sebagai putri kelahiran Atinggola, namun pengembangan bahasa daerah tersebut dimaksudkan sebagai upaya pelestarian bahasa daerah.

"Di era milenial saat ini, generasi muda hampir-hampir sudah tidak menggunakan bahasa daerah, bahkan tidak mengenalnya, termasuk tidak lagi mengetahui bahasa daerah mereka sendiri. Maka bahasa Gorontalo perlu ada dalam kurikulum muatan lokal yang menjadi bahan ajar di sekolah-sekolah khususnya di daerah itu," ujarnya.

Aryati pun secara khusus menjelaskan, jika bahasa Atinggola merupakan bahasa yang unik bahkan perlu dijaga agar tidak punah, mengingat ada nilai historis yang sangat kental pada bahasa tersebut.

Lahir dari sebuah kerajaan yang ada di wilayah timur kabupaten itu, yaitu Kerajaan Atinggola, maka perlu bagi generasi muda di daerah ini mengenal bahasa daerahnya bahkan melestarikan serta tidak malu mengucapkannya.

Ia meyakini, penerapan kurikulum muatan lokal khususnya bahasa, pun akan menjadi penghela untuk pengembangan berbagai sektor unggulan yang ada di daerah itu, khususnya pariwisata.

Orang akan tertarik datang di daerah ini, karena masyarakat sangat menjaga bahasanya dengan baik, menjadi hal unik dan daya tarik tersendiri dalam mengembangkan sektor pariwisata, tambah Aryati.

Baca: Hendi Masukkan Pendidikan Antikorupsi ke Kurikulum Sekolah

DPRD kata dia, sangat mendukung penerapan kurikulum muatan lokal tersebut.

"Pihak Diknas tidak perlu ragu dalam soal penganggaran, sebab anggarannya pasti tersedia jika program yang akan dijalankan sesuai keperluan, berdasarkan konsep dan analisis yang tepat, serta dapat dipertanggungjawabkan," ungkapnya.

Quote