Ikuti Kami

Dugaan Plagiarsme Rektor Unes, Nadiem Diminta Turun Tangan

Nama baik dan martabat Unnes sebagai lembaga pendidikan tinggi harus dijaga.

Dugaan Plagiarsme Rektor Unes, Nadiem Diminta Turun Tangan
Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng. Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi.

Jakarta, Gesuri.id - Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim segera turun tangan menuntaskan polemik soal plagiarisme yang diduga dilakukan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes) Fathur Rokhman.

"Kasihan Unnes, Pak Menteri harus turun tangan. Ambil langkah cepat," kata dia usai sosialisasi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di hadapan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Rabu (4/12).

Baca: Sah! Agustina Wilujeng Duduki Kursi Wakil Ketua Komisi X

Menurut dia, nama baik dan martabat Unnes sebagai lembaga pendidikan tinggi harus dijaga.

Caranya, menurut dia, menyampaikan kejelasan tentang permasalahan yang terjadi terkait dengan hal tersebut.

"Kalau salah harus ada hukumannya. Jangan ditutupi, tidak usah malu. Tapi kalau tidak bersalah juga jangan digantung," katanya.

Menurut dia, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memiliki impian soal membangun keteladanan di dunia pendidikan.

Ia menilai keteladanan tersebut harus dimulai dari guru atau dosen.

"Mimpi membangun karakter Pancasila harus dimulai dari teladan guru atau dosen," kata politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, Senat Akademik UGM memanggil Rektor Unnes Fathur Rokhman, untuk mengklarifikasi dugaan plagiarisme penulisan disertasinya saat menempuh program doktoral di kampus UGM.

Baca: Agustina Nilai Perlunya GBHN untuk Sinergisitas Pusat-Daerah

Pemanggilan terhadap Fathur Rokhman dilakukan setelah UGM menerima aduan terkait dengan dugaan plagiarisme yang dilakukan Rektor Unnes itu.

Dalam aduan itu, Fathur diduga menjiplak skripsi mahasiswa bimbingannya di Unnes dalam menyusun disertasinya yang berjudul "Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik di Banyumas".

Quote