Ikuti Kami

Kariyasa Apresiasi Petani Inovatif & Berharap Jadi Contoh 

Petani inovatif tersebut adalah Nyoman Suartika, yang berhasil mengelola lahan yang tidak produktif ditempatnya.

Kariyasa Apresiasi Petani Inovatif & Berharap Jadi Contoh 
Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PDI Perjuangan, I Ketut Kariyasa Adnyana di sela sela kegiatan menyempatkan diri untuk mengunjungi seorang petani inovatif di Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Kamis (5/5). (Foto: Istimewa)

Buleleng, Gesuri.id - Anggota DPR RI Komisi IX Fraksi PDI Perjuangan, I Ketut Kariyasa Adnyana di sela sela kegiatan menyempatkan diri untuk mengunjungi seorang petani inovatif di Desa Penuktukan, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Kamis (5/5).

Baca: Ineu Purwadewi Imbau Kader PDI Perjuangan & Warga Tak Mudik

Petani inovatif tersebut adalah Nyoman Suartika, beberapa media mengangkat kisahnya sebagai seorang petani yang berhasil mengelola lahan yang tidak produktif ditempatnya.

"Saya dengar ada Petani Inovatif di Desa Penuktukan, Buleleng, dari media, di sela-sela kegiatan saya mengunjungi, supaya kegiatan inovatif seperti menggunakan lahan tidak produktif dapat ditularkan khususnya untuk di Buleleng yang banyak ada lahan tidak produktid, terlebih di masa pandemi," ujar Kariyasa.

Nyoman Suartika mengisahkan, inovasinya berawal dari keprihatinan dan melihat kondisi didesanya, banyak lahan yang terbengkalai dan tidak produktif karena kontur medan yang berbatu agar produktif membuatnya melakukan Inovasi dan terobosan baru serta melakukan edukasi.

Terpantau di lokasi tantangan terberat adalah kondisi tanah yang berbatu dan agak ekstrim, sistem yang dipakai adalah sistem tumpang sari berbagai macam tanaman sekaligus. Semacam tumpang sari cabe bumbu cabe besar, terong dan kol serta tidak memerlukan waktu lama, sedangkan lahan yang dikelola sekitar 93 Are.

"Tiang Berpikir Bagaimana tanah yang terabaikan agar bisa produktif. Kalau serius seperti cabe kalau benar pengelelolaannya sangat menguntungkan, sedangkan pupuk yang dipake dari sistem organik, yang bisa di buat dari limbah semacam batang pisang yang dicacah Jadi ekonomis," paparnya.

Baca: Listrik Tenaga Sampah Gagasan Risma, Begini Cara Kerjanya

Kariyasa juga menegaskan, bahwa dalam masa pandemi ini justru harus mencari langkah kreatif dan inovatif. 

"Pandemi ini mengajarkan kita bahwa sesungguhnya tulang punggung ekonomi Bali, harus bersandar pada pertanian, terlebih kebudayaan Bali lahir dari tradisi pertanian. Serta pertanian lebih tahan terhadap kondisi ekonomi apapun," tutup Politisi Senior asal Buleleng ini.

Quote