Ikuti Kami

Kemenakertras dan BNP2TKI Diminta Cermati Kasus Zaini

Politisi PDI Perjuangan menilai Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sangat arogan dan menihilkan diplomasi.

Kemenakertras dan BNP2TKI Diminta Cermati Kasus Zaini
Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan.

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan meminta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) serta Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk mencermati eksekusi hukuman mati yang dilakukan pemerintah Arab Saudi terhadap pahlawan devisa Indonesia asal Madura Muhammad Zaini Misrin Arsyad.

"Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sangat arogan, angkuh dan menihilkan serangkaian diplomasi kebangsaan, dimana Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah 3 kali mengajukan permohonan pembebasan terhadap TKI asal Madura, Muhammad Zaini Misrin Arsyad, yang dihukum Pancung di Arab Saudi," ungkap arteria.

Anggota Komisi III DPR RI itu menyebutkan bahwa, sebelumnya Jokowi telah dua kali menyampaikan permohonan langsung kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud. Tepatnya pada saat Lawatan Presiden Jokowi ke Saudi Arabia bulan September 2015 dan juga saat kunjungan Raja Salman ke Indonesia pada bulan Maret 2017. Bahkan  Jokowi juga sempat mengirimkan surat ke Kerajaan Arab Saudi yang meminta TKI yang terancam hukuman mati di Arab Saudi untuk ditangguhkan.

"Pihak kerajaan sangat biadab, dari awal kan sudah ada informasi pendahuluan bahwa Zaini mendapatkan tekanan dari aparat Arab Saudi untuk mengakui kasus tersebut. Ini kasus yang dipaksakan, dimana Zaini diposisikan sebagai pelaku kejahatan," ucapnya.

Arteria sangat menyayangkan kejadian yang dialami oleh TKI asal Madura itu. Di mana dalam menghadapi prosesnya Zaini hanya didampingi oleh penerjemah asal Arab Saudi.

"Keadaan diperparah lagi dimana penerjemah tersebut juga ikut memaksanya mengakui kasus pembunuhan yang dituduhkan kepadanya. Almarhum dipaksa untuk mengakui dan mempertanggung jawabkan terhadap apa yang tidak ia perbuat." tutup Arteria.

Quote