Ikuti Kami

Tangkal Radikalisme & Intoleransi, Bangun Kesadaran Kolektif

"Mandat dari rakyat yang berdaulat, dari pengayaan wacana hingga reaktualisasi seluruh pikiran pendiri bangsa”.

Tangkal Radikalisme & Intoleransi, Bangun Kesadaran Kolektif
Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, memandu langsung diskusi publik dengan tajuk Dialog Haluan Ideologi Negara, di Warung Soto Bu Krido, Jalan Kaliurang, Sleman, Jogjakarta, Sabtu (22/1). 

Yogyakarta, Gesuri.id - Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep, Darul Hasyim Fath, memandu langsung diskusi publik dengan tajuk “Dialog Haluan Ideologi Negara”, Warung Soto Bu Krido, Jalan Kaliurang, Sleman, Jogjakarta, Sabtu (22/1). 

Baca: Usut Korupsi Pembebasan Lahan Cipayung, Pemprov DKI Lemah!

Dialog tersebut dalam rangka mengantisipasi wabah paham radikalisme dan intoleransi di kalangan anak-anak muda yang mendapatkan perhatian serius dari Komunitas Pemuda Masalima, Kecamatan Masalembu, Sumenep. 

Dialog menghadirkan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN Sunan Kalijaga, Jogjakarta, Dr. Abdur Rozaki sebagai narasumber tunggal.

“Membangun kesadaran kolektif warga menjadi kewajiban mendasar kita yang telah menerima mandat dari rakyat yang berdaulat, dari pengayaan wacana hingga reaktualisasi seluruh pikiran pendiri bangsa,” ujar Darul dalam pemaparannya. 

Menurut Ketua komisi I DPRD Sumenep itu, hal tersebut menjadi perekat nasionalisme yang perlu ditanamkan dalam sanubari seluruh anak bangsa. Dengan demikian, jelas Darul, kesadaran ideologis akan mengumandangkan nilai-nilai kebangsaan. 

“Hal tersebut menjadi perekat nasionalisme yang perlu kita tandaskan dalam sanubari seluruh anak bangsa. Selain itu, kegiatan untuk memassalkan kedasaran ideologi akan menjadi irama tarikan nafas dan penguatan nilai-nilai kebangsaan di tengah era disrupsi ini,” jelas Wakabid Ideologi dan Kaderisasi DPC PDI Perjuangan Sumenep.

Sementara itu, Dr. Abdru Rozaki menyampaikan, merawat konstituen merupakan bagian dari merawat demokrasi. Karena itu, seorang anggota dewan yang demokratis dan konstitusionalis akan selalu membangun komitmen perubahan melalui pola serap aspirasi. 

“Komitmen itu bisa dilihat melalui pola serap aspirasi dan memperjuangkannya pada level kebijakan guna memajukan dan mensejahterakan masyarakatnya, dalam konteks yang lebih khusus, konstituensi,” ujarnya. 

Intelektual NU itu juga mengapresiasi yang dilakukan Komunitas Pemuda Masalima dan Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sumenep. Menurutnya, kegiatan semacam itu merupakan ruang untuk mengedukasi masyarakat secara berkelanjutan. 

“Kegiatan semacam ini menarik. Program yang bertujuan untuk mengedukasi konstituen secara berkelanjutan; membangun perspektif tentang perubahan di daerah. Hal ini tentunya memberi insentif berdemokrasi yang menarik, yakni saling membangun trust, legitimasi bersama dalam mendorong perubahan secara kolektif,” terangnya. 

Baca: Tidak Etis! Suhaimi PKS Jangan Kompor Soal UU IKN

Karena itu, Rozaki menegaskan, jika semua anggota dewan dapat melakukan pendidikan politik yang intens dengan konstituennya, maka demokrasi akan berjalan dengan dinamis dan memberikan dampak signifikan untuk kemajuan. 

“Jika semua anggota dewan melakukan hal semacam itu, maka kita optimis nilai-nilai demokrasi sinarnya masih menyala, tidak redup,” tegas Wakil Rektor III UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Quote