Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Nyoman Adi Wiryatama, melakukan uji coba Power Thresher atau alat perontok padi, sebuah alat modern tampak mencuri perhatian di tengah hamparan sawah yang baru saja dipanen, di bawah mentari pagi yang perlahan menghangatkan Subak Dalem, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan.
Politikus senior dari Fraksi PDI Perjuangan itu hadir bersama tim, dalam rangka uji fungsi bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) dari Kementerian Pertanian RI sekaligus memantau langsung serapan gabah petani oleh Perum Bulog.
"Kita datang bukan hanya membawa bantuan, tapi juga ingin mendengar suara petani. Jangan sampai kebijakan pusat hanya berjalan di atas kertas tanpa menyentuh kenyataan di sawah," kata Adi Wiryatama yang juga sempat menjabat Ketua DPRD Provinsi Bali itu kepada awak media, Kamis (5/6/2025).
Pada kesempatan itu, terdengar suara mesin Power Thresher meraung halus di antara suara tawa petani yang mencoba alat ini.
Para petani tampak antusias melihat teknologi ini mampu menggantikan cara tradisional yang selama ini memakan waktu dan biaya lebih besar.
Putu Sukarya, Pekaseh atau ketua himpunan Subak Dalem, menyambut baik kehadiran alat ini.
Menurutnya, Power Thresher menjadi solusi nyata bagi permasalahan klasik yang selama ini membelit petani, terutama dalam hal efisiensi produksi.
"Alat ini betul-betul membantu kami. Ongkos produksi sekarang makin tinggi, Pak... mulai dari harga pupuk, bibit, obat-obatan, sampai upah tebas. Kalau ada alat seperti ini, kami bisa menekan biaya panen," ujarnya, sambil menunjukkan sisa bulir padi yang dipisahkan mesin dengan bersih.
Namun, Sukarya juga menyampaikan keluhan mendasar yang masih menjadi ganjalan besar bagi petani: soal harga gabah dan serapan Bulog.
"Kalau soal harga, antara keinginan petani dan kebijakan pemerintah masih seperti langit dan bumi. Harga pembelian pemerintah (HPP) ditetapkan Rp6.500 per kilogram. Tapi di lapangan, gabah kami dibeli borongan oleh tengkulak langsung di sawah. Harganya sepihak, kami yang rugi. Ini seharusnya jadi tugas Bulog, hadir mendekatkan HPP dengan kenyataan petani di lapangan," tegasnya.