Ikuti Kami

Tjhai Chui Mie Perkuat Infrastruktur Pertanian, Tinjau Langsung Progres Pengerjaan JIAT di Kelurahan Naram

Peninjauan ini merupakan bagian dari komitmen untuk mengatasi lahan yang sempat tidak produktif.

Tjhai Chui Mie Perkuat Infrastruktur Pertanian, Tinjau Langsung Progres Pengerjaan JIAT di Kelurahan Naram
Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, meninjau langsung progres pengerjaan JIAT di Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara.

Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah Kota Singkawang, Kalimantan Barat, serius memperkuat infrastruktur bidang pertanian di wilayahnya.

Langkah strategis ini diwujudkan melalui pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di sejumlah titik. Inisiatif ini diharapkan mampu menghidupkan kembali lahan pertanian yang terdampak intrusi air laut.

Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, bahkan meninjau langsung progres pengerjaan JIAT di Kelurahan Naram, Kecamatan Singkawang Utara. Peninjauan ini merupakan bagian dari komitmen untuk mengatasi lahan yang sempat tidak produktif.

Pembangunan JIAT tersebut didanai oleh APBN Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Kementerian PUPR.

Proyek ini bertujuan meningkatkan ketersediaan air bagi lahan pertanian yang telah vakum sekitar tiga tahun. Selain itu, pemerintah juga melakukan normalisasi aliran sungai dan perbaikan sistem irigasi di sekitarnya. Total sekitar 15 hektare lahan pertanian ditargetkan akan kembali produktif berkat upaya ini.

Pembangunan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) merupakan solusi vital untuk mengatasi masalah ketersediaan air di Singkawang. JIAT dirancang untuk mengairi lahan-lahan yang sebelumnya kesulitan air akibat intrusi air laut.

Kehadiran infrastruktur ini diharapkan dapat mengembalikan potensi produktivitas pertanian secara signifikan. Wali Kota Tjhai Chui Mie berharap ini memberikan manfaat besar.

Awalnya, JIAT direncanakan dibangun di 14 titik strategis di Kota Singkawang untuk cakupan yang lebih luas. Namun, hingga akhir tahun ini, pembangunan baru dapat direalisasikan di sekitar 10 titik.

Kendala teknis seperti lokasi yang tidak memiliki sumber air tanah dan keterbatasan waktu menjadi tantangan utama. Pemerintah daerah tetap berkomitmen melanjutkan proyek ini sebagai prioritas.

Selain fokus pada JIAT, pemerintah juga mengintegrasikan upaya normalisasi aliran sungai. Perbaikan sistem irigasi di sekitar area proyek menjadi bagian tak terpisahkan dari rencana ini.

Kombinasi langkah-langkah ini diharapkan mampu mengembalikan produktivitas lahan pertanian seluas 15 hektare. Hal ini menunjukkan pendekatan komprehensif dalam penguatan sektor pertanian.

Proyek normalisasi sungai, khususnya di kawasan Jalan Gunung Kaba, mendapatkan dukungan pendanaan dari APBD Provinsi Kalimantan Barat.

Inisiatif ini tidak hanya bertujuan meningkatkan keandalan irigasi pertanian. Lebih jauh, kegiatan ini juga berfungsi sebagai langkah pencegahan banjir di kawasan tersebut. Ini adalah contoh sinergi anggaran untuk manfaat ganda masyarakat.

Dalam peninjauan lapangannya, Wali Kota Tjhai Chui Mie turut berdialog langsung dengan para petani yang beraktivitas. Seorang petani bernama Rusmini menyampaikan keluhannya terkait dampak intrusi air laut terhadap tanaman padi. Ia juga mengeluhkan harga pupuk yang mahal, serta kondisi jalan yang rusak. 

"Pupuk juga mahal, Rp140 ribu sekarung. Kalau bisa minta tolong pupuk dimurahkan, air laut dibikin ndak masuk, sama jalan di sini dibetulkan,” ujarnya, dikutip Senin (8/12).

Rusmini juga mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran Wali Kota yang bersedia mendengarkan langsung persoalan di lapangan. 

"Makasih banyak sudah dengarkan kesusahan kami,” katanya, menunjukkan harapan dari masyarakat. 

Komitmen pemerintah untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur pertanian tetap kuat. Hal ini demi meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan daerah.

Quote