Ikuti Kami

Andreas Eddy Susetyo Ajak Masyarakat Untuk Peduli Jaga Lingkungan Alam Sekitar

Sebab persoalan perubahan iklim ini hanya dapat diselesaikan dengan kebersamaan dan solidaritas Internasional umat manusia.

Andreas Eddy Susetyo Ajak Masyarakat Untuk Peduli Jaga Lingkungan Alam Sekitar
Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Ir Andreas Eddy Susetyo.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI Ir Andreas Eddy Susetyo MM mengajak seluruh masyarakat untuk merenungi terjadinya bencana alam banjir yang terjadi di Aceh dan Sumatera.

Saat berkunjung di gereja St Yohanes Pemandi Kota Malang, Andreas mengajak masyarakat untuk peduli menjaga lingkungan alam.

“Bencana banjir di Aceh dan Sumatra harus menjadi pembelajaran dan sekaligus menjadi renungan betapa pentingnya menjaga lingkungan alam sekitar kita untuk mencegah bencana,” ujar Andreas Eddy Susetyo.

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Marsinah Lebih Layak 

Belajar dari bencana di Aceh dan Sumatera, kata Andreas, sudah triliunan anggaran yang dikeluarkan pemerintah untuk pembangunan infrastruktur berupa jalan, drainase, perkantoran pemerintah dll.

Akan tetapi dengan sekali banjir, investasi infrastrukrtur tersebut hancur total.

Kenyataan ini membuat biaya yang dibutuhkan untuk pemulihan dan pembangunan kembali infrastruktur yang sudah hancur akibat banjir jauh lebih besar lagi.

“Berkaca dari pengalaman Aceh dan Sumatera negara dan masyarakat harus saling sinergi untuk lebih peduli dalam menjaga kelestarian alam sehingga bencana tidak terulang. Karena jika terulang terus dampaknya jauh lebih besar,” ucap anggota komisi XI DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Dapil Malang Raya ini.

Soal banyak bencana yang terjadi di beberapa negara, Andreas teringat apa yang dikatakan Paus Leo XIV pada saat diterima kunjungan dengan perwakilan negara negara di dunia pada 29 Oktober 2025 lalu di Vatikan.

Dalam kesempatan, kata Andreas, Paus merisaukan banyaknya pemimpin negara yang kurang peduli dan merespon akan banyaknya kerusakan alam.

Sebab apa yang disebut perubahan iklim itu nyata adanya. Banyak manusia di berbagai belahan dunia belum menyadari sepenuhnya gejala perubahan iklim yang dampaknya luar biasa.

Para pemangku kebijakan harusnya segera menyadari betapa dahsyatnya dampak yang ditimbulkan dari perubahan iklim.

Ini dibuktikan dengan kondisi yang panasnya terus meningkat, banjir di berbagai negara, dampak kekeringan hingga mencairnya es di Kutub.

Andreas mengatakan Paus juga soal Perjanjian Paris yang merupakan perjanjian internasional yang mengikat secara hukum untuk memerangi perubahan iklim dengan membatasi pemanasan global harus menjadi komitmen bersama negara di dunia.

Sebab persoalan perubahan iklim ini hanya dapat diselesaikan dengan kebersamaan dan solidaritas Internasional umat manusia.

"Soal perubahan iklim ini harus komitmen bersama dengan negara negara di dunia. Tidak cukup jika hanya satu negara. Tapi tugas semua umat manusia,” tegas Andreas.

Mengingat proses distribusi bantuan di Aceh dan Sumatera tidak mudah lantaran hanya bisa menggunakan helikopter.

Baca: Ganjar Pranowo Tekankan Pentingnya Kritik

Hal ini sesuai dengan tema Natal 2025 dengan tema “Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga”. Jadi solidaritas harus dimulai dari keluarga.

Andreas menegaskan bertepatan dengan Natal 2025, mengajak pada masyarakat khususnya umat nasrani dalam lingkup kecil (keluarga) untuk peduli terhadap lingkungan.

“Bencana di Aceh dan Sumatera menjadi pembelajaran bersama, kesadaran bersama memelihara lingkungan tidak bisa ditawar lagi,” pungkas Andreas.

Quote