Ikuti Kami

Anies Mau Isolasi Semua Pasien di RS Bebani Tenaga Medis

"Beban tenaga medis menjadi sangat berat. Kejenuhan dan kelelahan tenaga medis sangat penting".

Anies Mau Isolasi Semua Pasien di RS Bebani Tenaga Medis
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak mengingatkan Gubernur Anies jika keberadaan para tenaga kesehatan ini sangat penting untuk membantu mengatasi pandemi ini.

Untuk itu rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengisolasi seluruh pasien Covid-19 di fasilitas kesehatan yang disediakan, dinilai justru akan membuat beban tenaga kesehatan lebih berat.

Baca: Anies Klaim Cepat Tangani COVID-19, Gilbert: Lebay!

"Beban tenaga medis menjadi sangat berat. Kejenuhan dan kelelahan tenaga medis sangat penting, ibarat pasukan yang bertempur selama 6 bulan tanpa henti," kata Gilbert dilansir CNN Indonesia, Jumat (4/9).

Pada dasarnya, pasien Covid-19 yang tidak memiliki gejala tidak memerlukan perawatan khusus. Mereka bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

Jika OTG nekat dimasukkan ke dalam rumah sakit maka akan membuat dokter dan perawat kelelahan.

Jika para tenaga medis ini lelah maka akan berdampak pada imun mereka. Ia pun mengingatkan Anies sudah ada lebih dari 100 dokter yang gugur di tengah pandemi ini.

"Kelelahan membuat kewaspadaan tenaga medis berkurang, saat ini sudah lebih dari 100 orang dokter yang meninggal," ujar Gilbert. 

"Penting memberikan 1 hari cuti tiap minggu buat mereka yang bertugas," lanjutnya.

Sebaliknya, hal yang bisa dilakukan untuk menekan penyebaran virus ini adalah dengan menerapkan wajib bermasker secara ketat. Bahkan ketika berada di alam rumah sekalipun.

"Tindakan terbaik adalah menerapkan wajib bermasker total selama 2 minggu, di dalam rumah dan di luar," paparnya. "Kalau mau lepas masker, jaga jarak 2 meter dari orang sekitar."

Baca: Ganjil Genap Ala Anies Tak Mempan Tekan Laju COVID-19 

Sebelumnya, Anies mengatakan jika kemunculan klaster baru seperti rumah tangga dan perkantoran disebabkan karena masyarakat kurang patuh memakai masker, terutama di hadapan orang yang sudah dikenal. Gilbert pun tidak sepakat akan hal ini.

Menurutnya, kenaikan jumlah kasus karena munculnya klaster baru disebabkan karena adanya pelonggaran PSBB. "Ternyata kenaikan kasus yang bermakna/signifikan sejak PSBB transisi," ujar dia.

Quote