Ikuti Kami

Ansy Desak KKP Berikan Bantuan Nyata Bagi Nelayan 

KKP harus hadir untuk memberikan bantuan-bantuan konkrit bagi nelayan kecil-tradisional dan pelaku utama perikanan-kelautan.

Ansy Desak KKP Berikan Bantuan Nyata Bagi Nelayan 
Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) .

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema)  menyampaikan beberapa hal yang harus menjadi agenda prioritas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). 

Ansy mengungkapkan itu sebagai Juru Bicara Fraksi PDI Perjuangan dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IV DPR RI bersama Menteri Kelautan dan Perikanan Bapak Sakti Wahyu Trenggono, baru-baru ini. 

Hal pertama yang harus disampaikan Ansy adalah KKP harus hadir untuk memberikan bantuan-bantuan konkrit bagi nelayan kecil-tradisional dan pelaku utama perikanan-kelautan, apalagi dalam situasi pandemi covid-19. 

Baca: Gagasannya Tercapai, Putra Apresiasi PTM Terbatas di Kampus

"Kemudian negara harus mewujudkan kedaulatan di laut untuk menjaga-mengamanan kekayaan laut Indonesia dengan memperkuat aspek pengawasan dan penindakan," ujar Ansy. 

Lalu, Ansy  juga menegaskan Balai Riset dan Observasi Kelautan (BROL) KKP harus didukung melalui anggaran yang memadai agar mampu mendeteksi semua aktivitas yang ada di laut.  

"Sangat disayangkan, ketika melihat pagu anggaran untuk BROL hanya sebesar Rp. 31 miliar," ujarnya.

Baca: Gus Ipin Raih Penghargaan Program Kec. Cettar dari Khofifah

Kemudian, terkait aktivitas budidaya di bidang perikanan, Ansy memohon kepada Menteri KP, agar bantuan bioflok agar ditingkatkan. 

Selain itu, sambung Ansy, KKP perlu memberikan bantuan produktif semisal mesin pembuat pakan ikan,dididik, dilatih sehingga bisa lebih produktif. 

"Terakhir, saya menyampaikan terima kasih kepada Menteri KP yang telah menugaskan Plt. Kepala BRSDMKP untuk menuntaskan kuliah gratis bagi adik-adik yang dinyatakan lulus seleksi dan diterima sebagai mahasiswa di Politeknik Kelautan dan Perikanan, Kupang," pungkas Anggota DPR-RI dari Dapil NTT II itu.

Quote