Ikuti Kami

Ansy Paparkan Kisah Petani Milenial di Kupang

Ansy menguraikan kisah menarik dalam kunjungan kerjanya di Dapil NTT II, tepatnya di Kota Kupang, pada Sabtu (15/2).

Ansy Paparkan Kisah Petani Milenial di Kupang
Anggota DPR RI Dapil NTT II, Yohanis Fransiskus Lema (kiri).

Kupang, Gesuri.id - Anggota DPR RI Dapil NTT II, Yohanis Fransiskus Lema (Ansy Lema) menguraikan kisah menarik dalam kunjungan kerjanya di Dapil NTT II, tepatnya di Kota Kupang, pada Sabtu (15/2).

Dalam kunjungan tersebut, Ansyl mengunjungi sebuah lahan di Lasiana yang berhasil diubah menjadi sepetak kebun minimalis berukuran 100 meter X 50 meter oleh seorang petani milenial bernama Vian dan rekan-rekan mahasiswanya.

Baca: Ansy Lema Ajak Mahasiswa Pertahankan Pancasila

"Vian, pemuda asal Alor ini, baru selesai ujian skripsi di Fakultas Pertanian Universitas Kristen Artha Wacana. Dengan kesadaran penuh sebagai seorang sarjana pertanian, sejak beberapa bulan lalu Vian menginisiasi pembukaan lahan untuk ditanami cabai (lombok) dan pepaya. Lahan yang digarap adalah milik ibu pemilik kos, tempat kos Vian dan teman-teman mahasiswanya," papar Ansy di akun Facebooknya, Sabtu (15/2). 

Politisi PDI Perjuangan itu menjelaskan, Vian bersama teman-temannya membutuhkan waktu sekitar dua bulan untuk membongkar lahan keras, penuh pepohonan dan berbatu karang. Pembongkaran lahan dilakukan secara manual.

 Alat pertanian traktor, lanjut Ansy, baru dapat difungsikan setelah proses pembongkaran lahan dilakukan. Cabai hasil tanam Vian pun sudah dapat dipanen hanya dalam waktu tiga bulan pada masa panen pertama. 

"Semangat, inisiatif serta kreasi-inovasi Vian dan teman-temannya sangat perlu diapresiasi. Tindakan yang mereka lakukan dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda, khususnya kaum milenial. Apalagi, saat ini, jumlah petani di Nusa Tenggara Timur (NTT) tergolong tidak besar. Mayoritas petani berusia tidak lagi muda, di atas 50 tahun," ujar Ansy.

Ansy pun menjelaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah petani di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 33,49 juta. Sedangkan, jumlah petani NTT 942.455 orang. Dibandingkan dengan jumlah penduduk NTT sekitar 5,3 juta jiwa, berarti hanya 17,64% penduduk NTT yang bekerja sebagai petani. 

Ansy pun mengingatkan, Indonesia diperkirakan akan mengalami krisis jumlah petani dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang.

BPS mencatat, pada Agustus 2019, jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai sektor utama ketenagakerjaan sebesar 34,58 juta orang (27,33% dari total lapangan pekerjaan utama). Angka tersebut turun 1,12 juta atau 1,46% dibandingkan Agustus 2018 yang sebesar 35,70 juta orang.

Baca: Ansy: Target Ekspor Hortikultura Kementan Berpotensi Meleset

Karena situasi itu, Ansy pun menilai apa yang dilakukan Vian dan teman-temannya meski tampak sederhana, namun mengandung pesan besar.

" Saya sangat terkesan, di pinggir kota Kupang masih ada anak milenial yang berinisiatif mengembangkan lahan pertanian. Semangat kewirausahaan dalam bidang pertanian dengan memanfaatkan lahan yang ada harus digalakkan dan ditularkan bagi anak-anak muda. Negara harus memberikan dukungan konkrit berupa benih, pupuk, permodalan dan pendampingan bagi para petani milenial," ujar Ansy.

Quote