Ikuti Kami

Bali Targetkan Nol Sampah ke TPA Suwung Akhir 2025, Gubernur Koster Dorong Pengelolaan Berbasis Desa

“Banyak kendala di lapangan, tetapi kita tidak boleh bosan, tidak boleh capek, apalagi berhenti. Kita harus terus bergerak

Bali Targetkan Nol Sampah ke TPA Suwung Akhir 2025, Gubernur Koster Dorong Pengelolaan Berbasis Desa

Denpasar, Gesuri.id – Pemerintah Provinsi Bali menegaskan komitmen mempercepat pengelolaan sampah berbasis sumber dengan target besar: menghentikan aliran sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung pada Desember 2025.

Hal ini disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat memimpin Rapat Evaluasi Tim Kerja Percepatan Pelaksanaan Pembatasan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber di Ruang Kertha Sabha, Jayasabha, Denpasar (3/9).

 Ia menekankan peran enam sektor sebagai ujung tombak pengelolaan sampah: kantor lembaga pemerintah dan swasta, desa/kelurahan/desa adat, pelaku usaha, lembaga pendidikan, pasar, serta tempat ibadah.

“Banyak kendala di lapangan, tetapi kita tidak boleh bosan, tidak boleh capek, apalagi berhenti. Kita harus terus bergerak,” tegas Koster.

Menurutnya, penguatan peran desa menjadi kunci keberhasilan Bali bersih dari sampah. 

“Jika desa bersih, maka Bali akan bersih. Semua komponen harus mulai mengelola sampahnya. Sampah organik selesai di sumber, sampah anorganik ditangani di desa, sehingga alur sampah ke TPA berkurang dan akhirnya berhenti. Target kita jelas, sampah ke TPA Suwung harus berakhir Desember 2025,” ujarnya.

Sementara itu, Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) PADAS, Ibu Putri Koster, menekankan perlunya meninggalkan pola lama “kumpul, angkut, buang” menuju pola baru berbasis pengolahan di sumber. 

“Pola kumpul, angkut, buang sudah tidak bisa lagi. Ketika sampah organik dikelola di sumbernya, volume sampah berkurang hingga 65 persen. Jika sisanya ditangani dengan baik di desa, maka desa akan bersih, dan Bali pun akan bersih. Inilah tugas kita bersama, pemerintah dan masyarakat, untuk mewujudkan Bali bersih dan lestari,” katanya.

Dengan dukungan desa, dunia usaha, sekolah, dan masyarakat, Pemprov Bali yakin Gerakan Bali Bersih Sampah bisa menjadi gerakan kolektif yang menjaga Bali tetap hijau, bersih, dan lestari.

Quote