Jakarta, Gesuri.id - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Bersama mitra kerja Komisi IX DPR RI, terus melakukan sosialisasi program Bangga Kencana, Dalam hal ini Keluarga Berkualitas Indonesia Emas.
Kali ini, Kemendukbangga atau yang lebih sering didengar BKKBN menggelar sosialisasi program bangga kencana Bersama mitra kerja di Kecamatan Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara yang diikuti ratusan peserta, meliputi masyarakat sekitar, aparat desa/kelurahan, tokoh masyarakat kecamatan dan tokoh agama.
Acara itu juga mendatangkan beberapa narasumber, yaitu Sihar P.H Sitorus selaku anggota Komisi IX DPR RI. Pada kesempatan itu hadir melalui daring karena berhalangan untuk hadir langsung, Dr. Nyigit Wudi Amini, selaku Direktur Analisa Dampak Kependudukan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Hadir juga Syamsu Rizal Lubis selaku Penata KKB Ahli Madya Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara, Teofilus Rajagukguk, dari Dinas Kesehatan Pengendali Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Humbang Hasundutan.
Kegiatan diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars KB. Selanjutnya, sosialiasi diisi oleh para pemateri atau narasumber tentang program Bangga Kencana.
Baca: Teknologi Kian Gerus Dunia Pekerjaan
Anggota Komisi IX DPR RI Sihar Sitorus dalam kesempatan itu melalui BKKBN ini topiknya keluarga Indonesia emas. Dalam masa saat ini kualitas itu penting, dan ini berkaitan dengan ekonomi. Kita ingin memberikan Pendidikan yg baik untuk keluarga kita maupun Kesehatan.
Kualitas anak juga sangat penting, kita sebagai orang tua mengharapkan anak kita tumbuh dengan baik dan sehat serta berkualitas.
Dengan itu kita perlu menjaga dan memberikan asupan gizi anak yang baik. Tentunya dalam hal ini peran kami di Komisi IX, Memberikan pendamping kepada ibu hamil melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK).
Dr. Nyigit Selaku Direktur Analisas Kemendukbangga menyampaikan beberapa hal penting di antaranya,memaparkan apa itu program bangga kencana Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Dalam hal pengasuhan tidak hanya ibu sebagai peran utama, namun bapak juga memiliki andil dalam membangun keluarga. Pendekatannya adalah siklus hidup. Apa itu siklus hidup? Yaitu memerhatikan kehidupan dari lahir, bayi, balita, remaja, dewasa, menikah (PUS), dewasa, berkeluarga dan tua.
Bagaimana membangunnya? mulai dari bayi, bagaimana bayi lahir mendapatkan pengasuhan optimal agar dewasa menjadi individu yang berkualitas. Ajari bayi sejak dini. Aada kesempatan 1000 HPK yang tidak boleh dilewatkan. Dari kehamilan sampai dengan usia 2 tahun.
Kenapa harus diperhatikan? Di bawah usia 2 tahun merupakan periode emas, dimana perkembangan otaknya maksimal yaitu 80%. Kesempatan optimalisasi pengenalan ilmu kehidupan. Pengenalan makanan bergizi sejak balita, agar otaknya dapat maksimal.
1000 HPK jangan sampai terlewatkan, bagaimana gizinya dan bagaimana pengasuhannya, mengasuh anak yang terpenting adalah teladan dan disiplin.
Memasuki usia remaja permasalahannya semakin kompleks. Memiliki komunikasi khusus untuk remaja, harus menyentuh hati dan pikirannya. Bagaimana psikolog menyampaikan, bukan memarahi pendekatannya, tapi sampaikan bagaimana perasaan kita sebagai orang tua.
Kata kunci hamil dan melahirkan, program 4T/4 Terlalu (jangan terlalu tua, muda, sering, dan banyak), sudah didasari banyak penelitian ketika hamil terlalu muda berisiko terhadap angka kelahiran ibu dan angka kelahiran bayi.
Begitu juga lansia, harus tetap aktif agar lebih sehat.
Kependudukan berbicara lebih luas tentang situasi kependudukan, tingkat kemiskinan, dsb. tentang keluarga berencana adalah tentang perencanaan keluarga; kapan nikah, kapan hamil, berapa jumlah anaknya. Agar anak yang lahir dalam kondisi terbaik.
Disisi lain Syamsu Rizal selaku Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Utara menyampaikan Bicara tentang KB, kita bicara tentang perencanaan keluargaan bukan hanya tentang kontrasepsi.
Hari ini sosialisasi tujuannya agar keluarga-keluarga kita berkualitas supaya anak-anak kita bisa berhasil. Cita-cita ini diharapkan dapat tercapai di tahun 2045 menjadi Indonesia emas. Indonesia Emas ini maksudnya adalah negara kita sejajar dengan negara-negara maju seperti singapur, amerika dan lainnya.
Intinya rencanakanlah semuanya mulai hari ini sampai seterusnya sehingga anak-anak dan cucu kita bisa sehat dan sukses. Jangan sampe anak-anak dan cucu kita berumah tangga tapi belum kerja. Usahakan semuanya sekolah, bisa kerja sehingga bisa tercukupi kehidupannya.
Dua anak lebih sehat sekarang kalau dulu dua anak cukup. Kalau dulu 1 keluarga punya 7 anak bahkan sampe 11 memang masa itu butuh banyak juga karena banyak tanah kita, tapi sekarang kan makin hari makin sulit.
Persiapkanlah generasi yang berkualitas, harus disiapkan dari awal makanannya, semuanya. Bolehnya lebih 2 anak asal mampu. Bisa sekolah dia sampai dia sukses. Kalau kita banyak harta bisa-bisa aja.
Baca: Ganjar Nilai Ada Upaya Presiden Prabowo Rangkul PDI Perjuangan
Di BKKBN ada poktan, kalau punya anak balita, datanglah ke BKB. Kalau Remaja pergi ke PIK-R, BKR. Kalau Lansia, pergilah ke BKL. Untuk meningkatkan ekonomi keluarga pergilah ke UPPKA.
Sementara perwakilan OPD KB Kab. Humbang Hasundutan menyampaikan lima pilar pembangunan keluarga yakni, Pilar Kuantitas/Jumlah Penduduk: Mengendalikan penduduk bukan membatasi jumlah anak supaya penduduk kita terkendali dan sejahtera.
Pilar kualitas penduduk: pendidikan, kesehatan supaya tidak stunting, Pilar pembangunan keluarga, contohnya: meningkatkan pola pengasuhan bagi ayah dan ibu, pembinaan calon pengantin, ayah teladan.
Pilar Persebaran dan Mobilitas Penduduk. Kita perlu perhatikan jumlah penduduk di setiap siklus kehidupan. Kalau lansia banyak, kalau sehat gapapa kalau engga bisa jadi beban bagi keluarga. Kalau di humbahas TFRnya 2.9, rata-rata berarti hampir 3 anak per tiap perempuan, padahal target nasional kita 2.1.
Pilar Penataan Administrasi Kependudukan. Perlu kita urus ini, sekarang kalau akta ga diurus, gabisa anak masuk sekolah. Jangan lupa diurus juga KKnya supaya bisa bikin bpjs dll. Laju perumbuhan penduduk 1 koma sekian masih normal. Kalau di korea, jepang itu minus. Artinya penduduk terus berkurang. Disana banyak yg childfree diperkirakan akan punah 20 thn lagi.