Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana meminta pemerintah untuk menulis ulang sejarah dari semua sisi, bukan hanya yang tone positif saja.
Menurutnya, kesalahan-kesalahan di masa lalu juga harus tetap dimasukkan agar bisa menjadi pelajaran ke depan.
"Gini, kita tuh belajar sejarah dari semua sisi. Apapun itu, kalau memang bisa menjadi pelajaran kita untuk tidak mengulangi lagi yang di masa lalu, mestinya masuk," ujar Bonnie saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/6).
Baca: Ganjar Ungkap Hal Ini Akan Usulan Solo Jadi Kota Istimewa
Bonnie menekankan, alangkah baiknya pemerintah memasukkan sisi baik dan buruk dalam penulisan sejarah ulang.
Baca juga: Soal Pelanggaran HAM di Penulisan Ulang Sejarah, Fadli Zon Ingin Tone Positif
Dengan begitu, tidak akan ada karya sejarah yang diplesetkan.
"Kalau kita hanya mengglorifikasi masa lalu dari sisi terangnya saja, sisi baiknya saja, itu berpotensi karya sejarah terpleset. Kalau kita ngomongin jeleknya doang, juga enggak bagus. Tapi yang bagus itu kita kedua sisi, bahkan seluruh perspektif ditulis, supaya kita bisa belajar," jelasnya.
"Supaya kita bisa belajar, karena kita hidup sebagai bangsa Indonesia bukan untuk hari ini. Untuk 2 tahun, 10 tahun, untuk selama-lamanya. Makanya harus ada yang dipelajari," sambung Bonnie.
Lalu, terkait isu hanya ada 2 kasus pelanggaran HAM berat yang dimasukkan, Bonnie menyebut ada editor yang mengeklaim bahwa semua kasus masuk ke dalam buku sejarah baru.
Baca juga: Kontroversi Penulisan Sejarah Indonesia di Masa Orde Baru
Yang pasti, Bonnie menekankan, tidak boleh ada sensor yang dilakukan pemerintah terkait kasus pelanggaran HAM berat di masa lalu.
"Ya enggak bisa sensor, selektif. Inilah, makanya memori kolektif kita sebagai bangsa hendaknya jangan selektif. Kalau selektif, kita enggak bisa belajar apa-apa," tukasnya.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Sementara itu, Bonnie meyakini Presiden Prabowo Subianto pun ingin memperbaiki situasi Indonesia.
Sehingga, pemerintah harus belajar dari kesalahan masa lalu agar penulisan sejarah ulang ini ada gunanya.
"Iya menurut saya ini momentum untuk kita semua, karena saya yakin Presiden juga melihat ini momentum, apalagi dia mau bersih-bersih, mau perbaiki situasi kondisi kita. Jadi saya pikir kita harus belajar dari masa lalu, jadi penulisan buku ini ada gunanya," imbuh Bonnie.