Ikuti Kami

Bung Karno: Agenda Zionis di Palestina Tak Perlu Opsi Netral

"Kita tidak netral dan kita tidak dapat netral, misalnya, dalam menghadapi imperialisme, kolonialisme, atau neokolonialisme".

Bung Karno: Agenda Zionis di Palestina Tak Perlu Opsi Netral
Presiden RI Pertama, Ir Soekarno.

Jakarta, Gesuri.id - Sikap Indonesia menentang segala bentuk penjajahan di atas dunia, juga berlaku terhadap Israel. 

Baca: Anies Lalai, Larangan Ziarah Lebaran di Jakarta Gagal Total!

Menurut Bung Karno, agenda Zionis mendirikan negara Israel bagi kaum Yahudi di atas negeri Palestina terang merupakan suatu bentuk kolonialisme, dan oleh karenanya harus ditentang. 

Opsi untuk netral tidak dipilihnya, sebab menurutnya, netralisme tidak diperlukan dalam menghadapi kolonialisme.

"Kita tidak netral dan kita tidak dapat netral, misalnya, dalam menghadapi imperialisme, kolonialisme, atau neokolonialisme," tegas Bung Karno dalam pidatonya pada 17 Agustus 1966, berjudul "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah". 

"Itulah sebabnya maka kita, dalam politik kita yang bebas dan aktif itu, tidak netral pula dalam persoalan Vietnam, malah mengutuk perang Vietnam itu! Itulah pula sebabnya kita tidak mau mengakui Israel!"

Dalam konteks ini, tak pelak tanggung jawab besar diemban Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Itu sebabnya, pada kesempatan lain di muka Sidang Umum PBB, 30 September 1960, Bung Karno menuntut komitmen organisasi tersebut untuk membangun perdamaian dunia. 

Menurutnya, kenyataan bahwa PBB masa itu merupakan "product of the Western State system" tidak seyogianya mengikis integritas untuk mendukung kemerdekaan negara-negara Asia dan Afrika.

"Imperialism and colonialism were offspring of that Western State system," tuturnya, "and in common with the vast majority of this organization, I hate imperialism, I detest colonialism, and I fear the consequences of their last bitter struggle for life."

Lebih lanjut, Bung Karno menegaskan bahwa "we are determined that our nations, and the world as a whole, shall not be the plaything of one small corner of the world!"

Baca: Kecam Serangan Israel, Puan Serukan Bantuan Kemanusiaan

Merujuk kalimat ini, Deklarasi Balfour 1917 yang dicetuskan tanpa mempertimbangkan suara orang-orang Arab di Palestina, tak bisa dimungkiri telah menjadikan Palestina sebagai negara seperti dijelaskan Bung Karno.

Saat ini, takala kemelut di Sheikh Jarrah kembali memuncak, seruan Bung Karno seolah kembali terdengar: "Build the world anew. Build it solid, strong, and sane. Build that world in which all nations exist in peace and brotherhood!". Disadur dari @presidensukarno.

Quote