Ikuti Kami

Bupati Asmat: Ambulans & Sepeda Motor Listrik Keunikan Agats

Bupati Asmat Elisa Kambu mengungkapkan Distrik Agats di Kabupaten Asmat memiliki keunikan yaitu sepeda motor listrik dan ambulans listrik.

Bupati Asmat: Ambulans & Sepeda Motor Listrik Keunikan Agats
Bupati Asmat Elisa Kambu saat mengendarai sepeda motor listrik. (sumber: kagama.co)

Distrik Agats, Gesuri.id - Bupati Asmat Elisa Kambu mengungkapkan Distrik Agats di Kabupaten Asmat memiliki keunikan yaitu sepeda motor listrik dan ambulans listrik.

Lanjut Ketua DPC PDI Perjuangan Asmat itu, sepeda motor listrik yang digunakan di Agats itu berbeda dari motor yang umum digunakan di banyak daerah di Indonesia. 

Baca: Tina Toon: Pemprov DKI Boros Rp1,75 Miliar Untuk Baju Dinas

"Sepeda motor listrik yang tidak memiliki knalpot itu, dan senyap saat digunakan. Jalanan yang cenderung kecil di Agats juga membuat distrik tersebut tanpa kendaraan roda empat. Mobil yang ada di Agats hanya ambulans yang digunakan dalam keadaan darurat. Hal ini pun menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Papan itu," jelasnya, Selasa (22/3). 

Diketahui, Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, dikenal dengan sebutan Kota Papan. Rupanya, itu karena mayoritas kampung di Kabupaten Asmat, termasuk Distrik Agats, memiliki jalan dan bangunan rumah yang dibuat dari papan dan kayu. 

"Kita punya tiga (ambulans). Kalau lihat yang tiga satunya listrik duanya bensin tapi kalau listrik ini memang perawatannya mahal," ucap Bupati Elisa Kambu.

Ia menjelaskan sepeda motor listrik menjadi kendaraan utama karena dinilai lebih cocok dan aman bagi masyarakat dan kota Agats. Sebab, ujarnya, jalanan yang dulunya terbuat dari papan, serta adanya bangunan yang terbuat dari kayu membuat sepeda motor bensin dianggap lebih berbahaya dari motor listrik. 

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Asmat Amir Makhmud juga mengatakan jalanan di Agats banyak dipenuhi anak kecil dan padat penduduk sehingga motor listrik dianggap lebih aman dan tidak berisik.

Diketahui, Distrik Agats, terdiri dari 12 kampung atau setara tingkat kelurahan. Semua jalanan dan bangunan di Distrik Agats berbentuk seperti panggung yang tingginya sekitar 1 hingga 2 meter dari permukaan tanah. 

Rumah sengaja dibangun demikian untuk mengantisipasi masuknya air pasang laut di wilayah tersebut. Selain itu, permukaan tanah di wilayah Agats banyak yang berlumpur.

"Dulu papan semua (jalan). Kalau pasang naik di jalan ini cuma (sisa) sejengkal saja," kata seorang warga bernama Joko di Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Selasa (22/3). 

Namun beberapa tahun terakhir, pembangunan di wilayah Agats semakin maju. Saat ini jalan-jalan utama di Ibu Kota Asmat itu sudah ada yang terbuat dari beton, meski sebagian jalan, bangunan rumah, serta tempat penginapan masih terbuat dari papan, kayu, dan triplek. 

Baca: Megawati Di-lockdown Mba Puan, Wajar di Tengah Pandemi

Banyak juga toko-toko kelontong, kios ponsel, warung, hingga rumah makan khas daerah luar Papua. Sayangnya, tempat makan khas Papua justru sangat jarang ditemui di Agats.

"Saya pikir walaupun saya orang sini, perkembangan sekarang, yang lebih banyak makanan dari luar. Sedangkan makanan lokal sangat kurang. Seharusnya yang dibanyakin makanan lokal," ujar seorang warga, Yance.

Quote