Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Darmadi Durianto, mendesak pemerintah agar segera membuka kembali ekspor minyak jelantah yang saat ini terhenti.
Hal ini disampaikan Darmadi dalam rapat kerja dengan Menteri Perdagangan, menyusul banyaknya aspirasi dari pelaku usaha yang terdampak kebijakan tersebut.
"Di bulan Maret 2025, saya menerima aspirasi dari pengusaha ekspor minyak jelanta, Pak. Waktu itu Pak Menteri saya telepon, Kak. Dan mereka mempertanyakan sampai sekarang, kan ekspor mereka sudah tidak bisa, Pak," kata Darmadi, dikutip pada Jumat (23/5/2025).
Ia menekankan bahwa penghentian ekspor minyak jelantah justru menimbulkan persoalan lingkungan dan ekonomi di dalam negeri.
Darmadi mengingatkan bahwa minyak jelantah yang tidak terserap untuk ekspor dikhawatirkan akan dibuang sembarangan dan mencemari lingkungan.
"Karena di sini ada isu lingkungan, karena kalau minyak jelanta itu tidak bisa ekspor, nanti minyak-minyak jelanta dari masyarakat dan restoran itu dibuang-buang ke got-got, Pak. Dan itu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak, minyak jelanta ini. Pak Menteri masih ingat, Pak, Maret 2025," jelasnya.
Darmadi juga mengingatkan bahwa industri minyak jelantah berperan penting dalam membuka lapangan kerja. Jika ekspor terus dibatasi, maka angka pengangguran akan meningkat.
"Kemudian juga pengangguran tambah karena di sini menciptakan lapangan kerja yang luar biasa besar. Nah ini, Pak Menteri, bagaimana ini ke depan, Pak? Mereka masih mempertanyakan ke kami. Apakah ada kemajuan? Bisa enggak dibuka ekspornya minyak jelanta ini? Dan apa dasarnya sehingga ini harus dihentikan, Pak?" ujarnya.
Darmadi pun yakin bahwa Menteri Perdagangan mendukung pembukaan kembali ekspor minyak jelantah demi menjaga kelangsungan industri serta keberlanjutan tenaga kerja yang bergantung pada sektor tersebut.
"Saya yakin, Pak Menteri, setuju ini bisa dibuka supaya bisa menyerap tenaga kerja yang banyak dan tidak ada isu lingkungan di dalam negeri. Orang ini untuk ekspor kok ke luar negeri," pungkasnya.