Tegal, Gesuri.id - Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Aryani menggelar dialog dengan sejumlah petani dan ulu-ulu desa yang mengurusi pengairan, di Bendungan Cipero, Kabupaten Tegal, Sabtu (17/6).
Dewi mengatakan, dialog dilaksanakan sebagai upaya mencari solusi bersama terkait upaya peningkatan pengelolaan pengairan lahan secara terpadu dan berkesinambungan.
Sebelumnya, para ulu-ulu dari perwakilan tiga kecamatan di Kabupaten Tegal sempat menyampaikan persoalan yang tengah di hadapi terkait pengairan. Ulu-ulu sendiri merupakan pejabat pamong desa yang pekerjaannya khusus mengurusi pengairan.
Baca: Vita Ervina Dorong Generasi Muda Jadi Petani Milenial
Menurut Dewi, jika pengairan normal, maka petani padi di Kecamatan Suradadi, Warureja, dan Kramat bisa panen dua sampai tiga kali dalam setahun.
“Masalah pengairan di Pantura ini sudah terjadi sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Sehingga pengairan hanya mengandalkan dari tadah hujan,” ujar Dewi.
Dewi mengungkapkan setidaknya ada 7 titik sumber mata air Waduk Cacaban yang sudah tidak mengeluarkan air. Hal itu terjadi karena adanya penebangan hutan. Alhasil, pengairan di Tegal lewat Waduk Cacaban juga tidak maksimal.
“Maka perlu terobosan yang spektakuler yang tepat sasaran oleh Pemkab Tegal. Bisa reboisasi di tingkat atas. Serta butuh kontrol dan pengawasan agar terjaga kelestariannya,” kata Dewi.
Dewi mengaku persoalan petani itu sudah disampaikan ke Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Baca: Askolani Lepas Ribuan Peserta Jalan Santai di Banyuasin
Dewi mengatakan areal persawahan di wilayah Kecamatan Warureja, Suradadi, dan Kramat, Tegal ada sekitar 10.000 hektare. Ketika bisa tiga kali panen, kesejahteraan petani meningkat, dan Pantura Tegal bisa jadi lumbung padi.
Menurut Dewi, ketahanan pangan jadi sorotan pemerintah pusat, dimana Presiden Jokowi juga memerintahkan Pemda bisa fokus membangun ketahanan pangan di daerah.
“Ketahanan pangan nasional itu tidak bisa berdiri sendiri. Harus ditopang ketahanan pangan di daerah-daerah, maka akan mengerucut menjadi ketahanan pangan secara nasional,” pungkas Dewi.