Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD DKI, Dwi Rio Sambodo, meminta Pemprov Jakarta tidak hanya fokus pada pembangunan fisik dalam rencana revitalisasi Pasar Taman Puring pasca kebakaran.
Menurut dia, yang lebih mendesak ialah perombakan menyeluruh terhadap sistem keamanan pasar, khususnya instalasi listrik dan manajemen mitigasi kebakaran.
“Kita tidak bisa lagi menanggapi kebakaran pasar sebagai peristiwa insidental. Ini sudah sistemik. Tiga kali terbakar berarti ada masalah struktural yang tak pernah benar-benar dibenahi,” kata Rio dalam keterangannya, Kamis, 31 Juli 2025.
Rio mengingatkan, Pasar Taman Puring telah mengalami kebakaran besar pada tahun 2002, 2005, dan terakhir pada 2025. Adapun ribuan kios menjadi korban dalam tiga insiden tersebut.
Dia menilai kondisi ini memperlihatkan betapa lemahnya pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur pasar tradisional di Jakarta.
“Kalau revitalisasi hanya soal bangunan baru, maka kita hanya menunggu bencana berikutnya. Instalasi listrik harus diaudit, dan seluruh pasar wajib dilengkapi dengan APAR di setiap blok,” tegasnya.
Dia juga menyoroti pentingnya memperkuat kapasitas pencegahan di tingkat lokal. Rio menyebut perlunya penguatan satuan tugas kebakaran di seluruh kelurahan dan program pelatihan berkala untuk pedagang, termasuk edukasi dasar soal korsleting dan penggunaan alat masak.
“Tidak semua kebakaran disebabkan niat jahat. Banyak yang terjadi karena kelalaian atau minimnya pemahaman soal risiko listrik dan api di lingkungan padat,” kata Rio.
Rio pun mendesak Pemprov menyusun peta jalan pencegahan kebakaran yang komprehensif. Dia menyarankan agar Dinas Gulkarmat, PLN, dan unit pasar bersinergi dalam menciptakan sistem deteksi dini dan pemutakhiran jaringan listrik.
“Ke depan kita butuh masterplan yang lebih integratif: relokasi strategis untuk pasar rawan, sistem alarm dini, bahkan inspeksi listrik berkala. Ini harus jadi kebijakan, bukan sekadar imbauan,” tandasnya.