Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, Edi Purwanto, menyoroti masih lumpuhnya akses dan lambannya distribusi bantuan bagi warga Aceh meski bencana telah berlangsung lebih dari sebelas hari.
Ia menekankan pentingnya langkah cepat pemerintah dalam membuka akses jalan, menambah armada helikopter, dan memprioritaskan layanan kesehatan bagi masyarakat terdampak.
“Fraksi PDI Perjuangan menekankan pada hal pertama, segera buka akses jalan. konektivitas dibangun kembali, jembatan-jembatan yang putus di-treatment sedemikian rupa karena sebenarnya kami lihat baik itu TNI-Polri dan beberapa perusahaan swasta memiliki jembatan sementara. Instrumen tersebut bisa digunakan untuk menyambungkan akses yang terputus di beberapa tempat bencana,” kata Edi, dikutip Rabu (10/12).
Kondisi lapangan menunjukkan akses transportasi dan komunikasi masih terputus di sejumlah daerah, terutama wilayah pegunungan Aceh, Aceh Tamiang, dan pesisir timur. Dampaknya, distribusi bantuan makanan, obat-obatan, serta tenaga medis menjadi sangat terhambat. Posko Darurat mencatat 376 orang meninggal dunia, 92 hilang, dan hampir 1 juta jiwa mengungsi di 1.978 titik.
Terkait bantuan udara, Edi turut menyoroti minimnya helikopter yang beroperasi dalam misi kemanusiaan.
“Kedua, berkaitan dengan helikopter. Semalam kami mendengarkan paparan dari beberapa badan dan Pak Presiden pun memberikan penekanan, dan yang saya lihat kondisi helikopternya berkurang, sehingga ketika memberikan bantuan dijatuhkan dari atas langit, dan beberapa tempat protes karena sampai di bawah makanannya sudah berserakan. Hal-hal seperti ini harus dicermati dengan baik,” ucapnya.
Ia juga menegaskan bahwa sektor kesehatan harus menjadi prioritas utama, terlebih laporan Kementerian Kesehatan menyebutkan masih ada enam rumah sakit yang belum dapat berfungsi.
“Kesehatan masyarakat juga harus menjadi prioritas kita. Laporan dari Kementerian Kesehatan kemarin ada enam rumah sakit yang kondisinya belum bisa berfungsi. Perlu juga untuk dipastikan bagaimana dokter-dokter siaga didorong ke sana kemudian relawan dan perawat untuk bisa didorong ke berbagai tempat bencana,” jelasnya.
Edi menekankan bahwa percepatan penanganan adalah hal mendesak yang menentukan keselamatan warga.
“Korban tidak boleh terus berjatuhan hanya karena bantuan terlambat tiba. Dalam situasi darurat seperti ini, kecepatan negara menentukan hidup dan mati rakyatnya,” pungkasnya.

















































































