Ikuti Kami

Eko Dorong MEP UGM Jadi Kawah Candradimuka Pemimpin Bangsa

Ddi tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki kecakapan teknokratis.

Eko Dorong MEP UGM Jadi Kawah Candradimuka Pemimpin Bangsa
Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Suwanto.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta Eko Suwanto mendorong Program Magister Ekonomi Pembangunan (MEP) UGM untuk terus berperan sebagai pusat pembelajaran kepemimpinan nasional. 

Menurutnya, MEP UGM bukan hanya mencetak akademisi dan birokrat unggul, tetapi juga menjadi kawah candradimuka yang membentuk karakter dan ideologi pemimpin bangsa.

"MEP UGM ke depan perlu terus menjadi tempat belajar bagi pemimpin bangsa, menjadi pusat belajar dari seluruh pemimpin di Indonesia," ujar Eko Suwanto saat hadir dalam Seminar Nasional bertema Mewujudkan Inovasi Berdampak untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan di Auditorium Mubyarto, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Jumat (13/6).

Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!

Menurut dia, di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki kecakapan teknokratis. Lebih dari itu, pemimpin bangsa harus dibekali ideologi dan wawasan kebangsaan yang kuat.

"Pemimpin tidak saja perlu bekal keterampilan, kecerdasan dan kecakapan intelektual. Lebih dari itu, pemimpin perlu bekal ideologi sebagai dasar berpikir yang mengedepankan kepentingan bangsa dan rakyat di atas dirinya dan keluarganya," tegasnya.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam forum yang menghadirkan para alumni dan pemangku kebijakan dari berbagai sektor, termasuk Bupati Ketapang Kalimantan Barat, Alexander Wilyo, yang juga alumni MEP UGM angkatan 2022. 

Dalam kesempatan itu, Alexander membagikan pengalaman memimpin daerah berbasis pendekatan gotong royong dan empati.

"Strategi pembangunan Ketapang berangkat dari satu pijakan utama: gotong royong. Ketapang tak bisa dibangun sendiri oleh pemerintah, tapi menggandeng dunia usaha, akademisi, dan masyarakat untuk berjalan bersama," kata Alexander.

Ia juga menekankan pentingnya pembangunan yang tidak hanya bertumpu pada angka dan infrastruktur, tetapi juga menaruh perhatian pada kualitas hidup manusia, khususnya kelompok rentan seperti ibu, anak, dan masyarakat pedesaan.

"Kami tidak ingin menjadi daerah yang sekadar menyumbang kekayaan alam, tapi miskin manfaat," ujarnya.

Alexander merupakan salah satu kepala daerah yang menyelesaikan studi magister di tengah kesibukannya memimpin daerah. 

Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar

Dia mengaku kembali ke UGM bukan sekadar untuk berbagi, tapi juga untuk belajar kembali dari rumah intelektualnya.

"Saya belajar bahwa data dan empati harus berjalan bersama," ucap Alexander.

Seminar nasional ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Budi Prasodjo yang membahas tata kelola aset daerah, serta Horas Maurits Panjaitan dari Kementerian Dalam Negeri yang memaparkan arah kebijakan fiskal daerah. Seminar dipandu moderator Prof. Wihana Kirana Jaya, Guru Besar FEB UGM.

Eko Suwanto mengapresiasi penyelenggaraan seminar sebagai wadah pertukaran gagasan antar-akademisi, kepala daerah, hingga pemangku kebijakan nasional. Ia berharap agenda seperti ini terus diperkuat sebagai sarana kaderisasi pemimpin yang berpihak pada rakyat.

"MEP UGM adalah kawah candradimuka yang akan terus lahirkan pemimpin disemua sektor," kata Eko

Quote