Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Kabupaten Bandung, Angie Natesha Goenadi Go menilai event Soekarno Historical Fun Run 5K merupakan langkah tepat mengenalkan jejak Presiden RI pertama, Ir. Soekarno atau Bung Karno di Kota Bandung. Termasuk makna historisnya bagi perjuangan bangsa Indonesia.
"Kegiatan Soekarno Fun Run ini kan merupakan bagian dari peringatan Bulan Bung Karno yang tujuannya untuk mengenang peran penting kota Bandung dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia," ujar Teh Angie.
Baca: Ganjar Beberkan Penyebab Kongres PDI Perjuangan Belum Digelar
"Dengan napak tilas Bung Karno di Kota Bandung, peserta Soekarno Run terutama Gen Z, diharapkan dapat memahami lebih dalam tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan mengenang jasa-jasa Bung Karno sebagai salah satu tokoh utama kemerdekaan Indonesia," paparnya.
Angie mengungkapkan, pada masa kolonial Belanda, Bandung menjadi kota yang strategis bagi pergerakan nasional Indonesia. Bung Karno, sebagai salah satu tokoh utama pergerakan nasional, memiliki hubungan yang erat dengan kota ini.
Bung Karno yang berkuliah di Technische Hoogeschool (sekarang Institut Teknologi Bandung/ITB) mulai mengembangkan ide-ide tentang kemerdekaan Indonesia.
"Di Bandung, Bung Karno juga mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927, yang menjadi salah satu partai politik pertama di Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan," ungkapnya.
Namun, aktivitas politiknya membuatnya ditangkap dan dipenjara di penjara Banceuy pada tahun 1929 dan Penjara Sukamiskin. Selama masa penahanannya, Bung Karno menulis pledoi yang terkenal berjudul 'Indonesia Menggugat', yang menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
"Gedung yang menjadi tempat penahanan Bung Karno di Banceuy kini menjadi salah satu tempat bersejarah yang dilalui dalam rute Soekarno Run," kata Teh Angie.
Selain itu, Soekarno Fun Run juga melewati tempat-tempat lain yang memiliki makna historis bagi Bung Karno, seperti Gedung Indonesia Menggugat dan Gedung Merdeka yang menjadi lokasi Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.
Konferensi ini menghasilkan 'Dasasila Bandung' yang menjadi komitmen bersama untuk kemanusiaan, kesetaraan, dan kemerdekaan negara-negara dunia ketiga.