Jakarta, Gesuri.id - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul kembali menegaskan komitmen dalam memperkuat layanan kesehatan masyarakat.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, secara resmi meresmikan pembangunan tahap kedua Rumah Sakit Pratama (RSP) Ngoro-oro, Sabtu (27/12/2025).
Peresmian ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemerataan akses kesehatan, khususnya bagi masyarakat di wilayah utara Gunungkidul.
Pemerintah daerah membangun RSP Ngoro-oro sebagai pengembangan dari Puskesmas Patuk 2. Pemerintah merancang fasilitas ini untuk menjawab kebutuhan layanan medis yang selama ini sulit dijangkau oleh warga Patuk, Nglipar, hingga Gedangsari.
Kehadiran rumah sakit ini sekaligus memangkas jarak dan waktu tempuh masyarakat yang sebelumnya harus berobat ke pusat kabupaten atau bahkan ke luar provinsi.
Dalam sambutannya, Bupati Endah menegaskan bahwa sektor kesehatan menjadi prioritas utama pemerintah daerah. Ia menilai kesehatan sebagai fondasi utama produktivitas, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat Gunungkidul.
“Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menempatkan kesehatan sebagai prioritas, karena warga yang sehat akan menjadi modal utama pembangunan,” tegas Bupati Endah di hadapan jajaran pejabat dan tenaga kesehatan.
Bupati Endah menekankan bahwa pembangunan RSP Ngoro-oro sejalan dengan visi pemerintahan daerah yang ingin mewujudkan masyarakat sehat sebagai langkah awal menuju Gunungkidul yang maju, mandiri, dan berdaya saing.
Ia berharap fasilitas baru ini mampu menghadirkan layanan kesehatan yang lebih cepat, dekat, dan berkualitas bagi masyarakat wilayah utara.
Lebih lanjut, Bupati Endah menginstruksikan Dinas Kesehatan beserta seluruh tenaga medis untuk melakukan rebranding layanan kesehatan.
Ia meminta seluruh jajaran meningkatkan kualitas pelayanan, profesionalisme, serta pendekatan yang humanis kepada pasien.
“Rumah sakit bukan sekadar bangunan fisik, tetapi ruang pelayanan dan pengabdian. Tenaga medis harus melayani dengan sabar, tulus, dan penuh empati,” ujar Bupati Endah dengan nada penuh penekanan.
Ia meyakini bahwa keberhasilan pelayanan kesehatan tidak hanya bergantung pada kelengkapan fasilitas, tetapi juga pada sikap dan kepedulian tenaga medis terhadap pasien.

















































































