Ikuti Kami

Giri Ramanda Kiemas Prihatin Mendalam Atas Kondisi Industri Karet di Sumsel yang Kian Terpuruk 

Saat ini sudah ada empat pabrik karet di Sumsel yang resmi menutup operasionalnya akibat tidak adanya suplai bahan baku karet.

Giri Ramanda Kiemas Prihatin Mendalam Atas Kondisi Industri Karet di Sumsel yang Kian Terpuruk 
Anggota Komisi ll DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Giri Ramanda N Kiemas.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi ll DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Giri Ramanda N Kiemas mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas kondisi industri karet di Sumatera Selatan (Sumsel) yang kian terpuruk. 

Ia menyatakan bahwa saat ini sudah ada empat pabrik karet di Sumsel yang resmi menutup operasionalnya akibat tidak adanya suplai bahan baku karet.

Hal ini disampaikan Giri setelah dirinya berdiskusi langsung dengan kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). 

Informasi tersebut kemudian ia sampaikan kepada publik dalam kegiatan sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika. Acara tersebut digelar di Halaman Kantor DPC PDI Perjuangan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, Senin (16/6/2025).

“Hari ini sudah empat pabrik karet di Sumsel sudah tutup,” kata Giri, dikutip pada Selasa (17/6/2025).

Giri yang juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Sumatera Selatan menjelaskan bahwa kondisi ini sangat ironis, sebab saat ini harga karet dunia justru sedang berada pada titik yang tinggi. Namun, tingginya harga tersebut tidak bisa dinikmati oleh para pengusaha maupun petani karet lokal karena produksi bahan baku yang minim.

“Namun supley produksi karet tidak ada,” tegasnya.

Menurut Giri, penyebab utama dari berkurangnya produksi karet adalah perubahan orientasi para petani. Banyak petani di Sumsel yang sebelumnya menggantungkan hidup pada tanaman karet, kini telah beralih menanam komoditas lain yang dianggap lebih menguntungkan dan stabil, seperti kelapa sawit.

"Menurutnya, petani dulunya menanam karet belakangan ini mulai beralih menanam kelapa sawit," ungkap Giri, mengutip perubahan pola tanam yang tengah terjadi di lapangan.

Giri menilai bahwa perubahan ini bukan tanpa alasan. Rendahnya harga karet dalam beberapa tahun terakhir membuat banyak petani putus asa dan mencari alternatif mata pencaharian yang lebih menjanjikan. Ketika harga karet mulai membaik, ternyata luasan kebun karet sudah sangat berkurang dan tak mampu menyuplai kebutuhan industri.

Lebih lanjut, ia menekankan perlunya perhatian serius dari pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk merancang strategi pemulihan industri karet secara komprehensif. Menurutnya, jika tidak segera diambil langkah konkret, maka bukan hanya pabrik-pabrik karet yang akan terdampak, tetapi juga lapangan kerja dan perekonomian daerah yang bergantung pada komoditas tersebut.

Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk duduk bersama, mencari solusi terbaik agar industri karet Sumsel kembali hidup dan petani pun kembali bergairah menanam karet.

Quote