Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPR RI Ina Ammania, menegaskan bahwa pendidikan karakter Islami adalah benteng terakhir moral bangsa.
“Pendidikan bukan sekadar soal pintar, tapi soal benar. Bukan hanya transfer pengetahuan, tapi transfer nilai dan akhlak. Di sinilah letak tanggung jawab besar lembaga pendidikan Islam,” kata Ina dalam kegiatan “Ngopi (Ngobrol Pendidikan Agama Islam)” bertema “Peningkatan Kualitas Pendidikan Karakter Peserta Didik di Lembaga Pendidikan Agama Islam” bersama para guru MI dan MTs se-Kabupaten Bondowoso, di Hotel Ijen View, Selasa (28/10).
Ia menyoroti kenyataan bahwa masih ada sebagian madrasah yang berlabel “Islam”, tetapi belum sepenuhnya menanamkan nilai-nilai religius dan karakter mulia dalam keseharian peserta didik. Padahal, menurutnya, indikator kemajuan madrasah sejati tidak hanya pada angka nilai rapor, melainkan pada bagaimana lulusannya berakhlak, beretika, dan berjiwa sosial.
Baca: Rano Karno Optimistis DKI Jakarta Jadi Pusat Fesyen Asia
Ina menegaskan bahwa pendidikan karakter Islami harus menjadi napas utama dalam dunia pendidikan. Nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis harus hidup di setiap ruang kelas dan perilaku guru maupun siswa.
“Dengan karakter Islami, kita menanamkan kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, dan toleransi. Dari sini lahir generasi emas yang bukan hanya cerdas otaknya, tapi juga bersih hatinya,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa anak yang tumbuh dengan karakter berbasis nilai agama akan memiliki jiwa kuat dan tangguh menghadapi derasnya arus globalisasi.
“Kalau karakter anak kita rapuh, maka bangsa ini pun akan goyah. Tapi bila karakter mereka berakar pada nilai-nilai agama, maka mereka akan tumbuh menjadi tunas bangsa yang kuat, kokoh, dan bermartabat,” tambahnya.
Sebagai anggota Komisi VIII DPR RI, Bunda Ina menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kebijakan Kementerian Agama dalam menjadikan pendidikan karakter sebagai prioritas utama, bukan pelengkap.
Baca: Pramono Anung Pastikan Akan Ada Kenaikan Layanan Transjakarta
“Pendidikan karakter harus tertanam dalam seluruh aspek—kurikulum, manajemen, hingga budaya sekolah. Nilai disiplin, tanggung jawab, kejujuran, dan kepedulian sosial bukan hanya diajarkan, tapi dibiasakan,” tegasnya lagi.
Menurutnya, lembaga pendidikan Islam seperti Madrasah, Raudlatul Athfal, dan pendidikan vokasi memiliki peran strategis dalam mencetak insan kamil generasi yang seimbang antara kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial.
“Mari jadikan forum NGOPI ini bukan sekadar diskusi, tapi gerakan nyata untuk membangkitkan kembali ruh pendidikan Islam yang menanamkan nilai-nilai luhur pada peserta didik,” pungkasnya penuh semangat.

















































































