Ikuti Kami

Kaldera Toba Kembali Dapatkan Kartu Hijau, Bane Minta Pengelola Tingkatkan Pelayanan

Geopark Global UNESCO Caldera Toba kembali mendapat green card (kartu hijau) dari UNESCO. 

Kaldera Toba Kembali Dapatkan Kartu Hijau, Bane Minta Pengelola Tingkatkan Pelayanan
Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR RI, Bane Raja Manalu, menyambut baik Geopark Global UNESCO Caldera Toba kembali mendapat green card (kartu hijau) dari UNESCO. 

Meski demikian, Bane meminta pengelolaan kawasan Danau Toba harus terus ditingkatkan untuk memberi lebih banyak manfaat pada masyarakat.

Baca: Ganjar Tegaskan Negara Tak Boleh Kalah 

“Kami menyambut baik apa yang disampaikan Pak Sekda Provinsi Sumatera Utara, bahwa Geopark Toba mendapat green card. Kita sama-sama mendukung kemajuan kawasan Danau Toba,” kata Bane, dalam Kunjungan Kerja Komisi VII DPR, di Kaldera Toba, Sumatera Utara, Sabtu (26/7).

Kembalinya status green card untuk Geopark Kaldera Toba disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Togap Simangunsong, dalam rapat tersebut. Menurut Togap, capaian baik ini berkat kerja sama semua pihak, Pemda kawasan Danau Toba, Kementerian Pariwisata, DPR, dan masyarakat.

"Kabar positif dari hasil asesor, menyatakan bahwa Geopark Toba mendapat green card,” ucap Togap.

Tugas selanjutnya, ungkap Bane, adalah memastikan kemajuan kawasan Danau Toba juga sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Maka dari itu, masyarakat juga harus diajak dan disiapkan untuk terlibat dalam pelestarian dan pengembangan kawasan Danau Toba.

"Kita sering bicara stakeholder, tapi lupa share holder. Apa yang kita lakukan tidak akan berguna kalau enggak ada dampak untuk masyarakat,” ujar Bane.

Maka dari itu, lanjut Bane, harus ditetapkan zonasi wisata di kawasan Danau Toba, seperti kawasan wisata massal atau wisata kekhususan (edukasi-penelitian). Tujuannya, agar keanekaragaman hayati kawasan Danau Toba tetap terjaga namun tetap mendatangkan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

“Danau Toba kawasan terintegrasi, harus dibangun sama-sama. Zonasi juga perlu, mana pariwisata massal dan pariwisata kekhususan. Karena kalau biodiversity-nya enggak dijaga, percuma juga,” pungkas politisi PDI Perjuangan ini.

UNESCO telah melakukan penilaian pada 21-25 Juli 2025, dengan tim penilai dari Portugal dan Korea Selatan. Hasil revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark secara resmi akan diajukan dan direkomendasikan ke UNESCO pada Sidang UNESCO Global Geopark September 2025 di Chile.

Baca: Ganjar Harap Kepemimpinan Gibran Bisa Teruji

Ada empat rekomendasi perbaikan yang disampaikan UNESCO. Pertama, badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, harus segera dilakukan revitalisasi dan optimalisasi badan pengelola. 

Ketiga, harus dilaksanakan pembelajaran manajemen agar badan pengelola bisa memahami dan melaksanakan prinsip UNESCO GLOBAL Geopark (UGGp). Keempat, harus ada perbaikan visibilitas, yakni dengan pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi.

Quote