Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Kapitra Ampera meyakini bahwa pertanyaan soal jilbab dan doa qunut dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) untuk para pegawai KPK sebagai syarat alih status menjadi ASN, sudah sangat Pancasila.
Dalam TWK tersebut, ternyata para pegawai KPK memang betul ditanyai 'apakah kalau salat memakai doa qunut atau tidak' dan 'bersediakah Anda melepas jilbab?'.
Baca: GMNI Desak Bongkar Dugaan Korupsi di Kemenag Pandeglang

Hal tersebut disampaikan Kapitra dalam sebuah acara talkshow di sebuah stasiun televisi, baru-baru ini.
Kapitra mengaku heran, mengapa seleksi untuk menjadi orang yang lebih baik malah dipermasalahkan.
"Lalu kenapa ini menjadi permasalahan, artinya begini, ini ada seleksi orang untuk menjadi lebih baik dari pegawai KPK menjadi ASN," kata Kapitra.
Kapitra menyatakan, TWK itu merupakan cara asesor untuk menguji kompetensi seseorang, sebelum menerima orang itu sebagai bagian dari ruang lingkupnya.
Baca: Johan: Peralihan Status Pegawai Tak Kurangi Indepedensi KPK

Dia pun membantah pandangan para pihak yang menyatakan TWK itu tak sesuai Pancasila.
"Loh kata siapa? Dari pandangan mana pertanyaan itu sangat tidak Pancasila?," ujar Kapitra.
Kapitra mengingatkan, pandangan semacam itu hanya milik segelintir orang.
"Bagaimana pandangan 1.271 pegawai KPK yang lolos TWK?" ujar Kapitra, retoris.

















































































