Jember, Gesuri.id – Kejadian Luar Biasa (KLB) campak rubella di Jember mendapat sorotan serius dari Komisi D DPRD Jember. Dewan mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk segera mengambil langkah penanganan tepat guna mencegah peningkatan kasus yang lebih meluas.
Sekretaris Komisi D DPRD Jember, Indi Naidha, mengungkapkan bahwa dari kunjungannya ke puskesmas, ia menerima keluhan signifikan dari tenaga kesehatan, terutama bidan, terkait tingginya penolakan imunisasi di masyarakat.
"Banyak orang tua enggan membawa anaknya imunisasi karena khawatir setelah imunisasi anak mengalami demam yang dianggap bukan demam biasa. Cerita ini menyebar dan menciptakan keresahan," jelas Indi.
Baca: Kisah Unik Ganjar Pranowo di Masa Kecilnya untuk Membantu Ibu
Kondisi ini diperparah dengan keterbatasan tenaga medis. Indi menyebut ada puskesmas yang hanya memiliki dua dokter namun harus melayani hingga enam desa, membuat beban kerja tenaga kesehatan menjadi sangat berat.
Untuk mencegah kasus KLB semakin meluas, Indi Naidha menilai langkah awal yang harus diperkuat adalah memastikan keamanan vaksin dan ketersediaan obat. Selain itu, edukasi masif kepada masyarakat menjadi kunci utama untuk mengatasi misinformasi.
"Pemkab, khususnya Dinas Kesehatan (Dinkes), harus gencar memberikan pemahaman bahwa imunisasi ini aman. Ini harus disampaikan dengan jelas di setiap puskesmas maupun posyandu," tegasnya.
Indi juga mendorong agar sosialisasi tidak hanya dibebankan pada tenaga medis, melainkan harus dilakukan secara berlapis hingga ke level desa. Ia meminta camat, kepala desa, dan perangkat RT/RW untuk turun langsung menjelaskan pentingnya imunisasi.
Baca: 9 Prestasi Mentereng Ganjar Pranowo Selama Menjabat Gubernur
"Gerakannya jangan hanya dari tenaga medis. Camat, kepala desa, RT/RW juga harus aktif. Sosialisasi harus lebih masif lagi supaya masyarakat tidak takut menerima imunisasi," imbuhnya.
Mengingat kasus KLB di Jember berpotensi lebih banyak dari data yang sudah ada, Komisi D memastikan akan mengawal dan mendorong Pemkab untuk lebih serius dalam penanganan.
"Kami berharap ada instruksi jelas dari Bupati kepada camat agar segera melakukan sosialisasi sampai ke desa-desa sebagai langkah pencegahan," pungkas Indi Naidha.