Ikuti Kami

Menengok Tiga Kerja Setrum 'Kebun Angin' Ala Jokowi 

Proyek setrum 'kebun angin' ala Jokowi mengandalkan tenaga angin dan uap untuk mengalirkan listrik.

Menengok Tiga Kerja Setrum 'Kebun Angin' Ala Jokowi 
Resmikan PLTB Sidrap, Presiden Jokowi merasa seperti di Negeri Belanda.

Jakarta, Gesuri.id - Indonesia akhirnya memiliki tiga buah pembangkit listrik terbarukan yang berada di beberapa titik di Sulawesi. Proyek setrum 'kebun angin' pertama Jokowi ini mengandalkan tenaga angin dan uap untuk mengalirkan listrik.

Ketiga proyek setrum tersebut antara lain Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidenreng Rappang (Sidrap), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Punagaya, dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap IPP Jeneponto. 

Baca: PLTB Sidrap Merupakan Terobosan Jokowi

PLTB Sidrap
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang berlokasi di Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan pembangkit listrik berkapasitas 75 megawatt (MW). Dengan kapasitas tersebut, PLTB Sidrap bisa menyediakan 78,75 megawatt dengan 70-77 megawatt yang dikirim pada titik interkoneksi.

Untuk mengalirkan listrik, pusat pembangkit listrik ini dibekali 30 turbin yang masing-masing plat memiliki kapasitas 2,5 megawatt. Turbin angin kelas IIA model Gamesa Eolica Corporation G114 jadi peralatan utama yang akan dipasang di menara baja setinggi 80 meter.

Mengutip keterangan resmi, baling-baling sepanjang 57 meter aan dipasang di atas lahan seluas 100 hektare untuk memutar turbin angin agar menghasilkan listrik. Kecepatan angin di daerah Sidrap diperkirakan mencapai 7 mil per detik untuk memutar sudut turbin yang diteruskan memutar rotor generator di bagian belakang turbin angin.

Dengan teori medan elektromagnetik, generator akan mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Ketika poros generator mulai berputar, terjadi perubahan fluks yang menghasilkan tegangan dan arus listrik tertentu yang disalurkan melalui kabel listrik.

Listrik yang dihasilkan akan tersambung dengan saluran transmisi PLN berkapasitas 150 kilovolt berjarak 3 kilometer dari PLTB Sidrap.

PLTU Punagaya
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang berlokasi di Desa Punagaya, Sulawesi Selatan berkapasitas 2x100 megawatt (MW).

Proyek pembangkit listrik yang dibangun sejak 28 Mei 2015, saat ini memiliki kapasitas 80 persen dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) mencapai 40 persen.

Seperti pembangkt listrik tenaga uap pada umumnya, PLTU Punagaya bekerja dengan metode memanaskan air dalam boiler hingga menghasilkan gas panas hingga berubah menjadi uap. Uap hasil produksi dengan tekanan dan temperatur tertentu diarahkan untuk memutar turbin yang menghasilkan daya mekanik berupa putaran.

Perputaran medan magnet dalam kumparan akan memutar turbin untuk menghasilkan energi listrik dari terminal output generator. Uap yang dihasilkan akan masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin agar berubah kembali menjadi air kondensat. Air kondensat hasil kondensasi uap inilah yang kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler.

PLTU IPP Jeneponto
Sama halnya dengan PLTU Punagaya, PLTU IPP Jeneponto juga berlokasi di Sulawesi Selatan. Letaknya berdekatan dengan PLTU Punagaya.

Bedanya, PLTU IPP Jeneponto berkapasitas 2x135 megawatt (MW). Kapasitas faktor saat ini mencapai 80 persen.

Proyek ini merupakan kerjasama antara PT PLN (Persero) dengan PT Bosowa Energi yang beroperasi secara komersial sejak 20 November 2017.

Baca: Jokowi: PLTB Watang Pulu Mirip Negeri Kincir Angin Belanda

Pembangunan PLTB ini merupakan program pemerintah meningkatkan porsi Energi Baru Terbarukan (EBT) mencapai 23 persen dari total bauran energi nasional pada 2025 nanti. 

Ketiga pembangkit listrik di Sulawesi ini rencananya akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (2/7) melalui penandatanganan prasasti. Peresmian proyek berskala utlitas pertama di Indonesia ini jadi salah satu sejarah baru dalam energi terbarukan nasional.

Quote