Ikuti Kami

Mercy Tekankan Pentingnya Satelit Baru Penyedia Data Bencana

Daerah-daerah rawan bencana di Indonesia bisa mendapatkan akses infomasi bencana secara cepat.  

Mercy Tekankan Pentingnya Satelit Baru Penyedia Data Bencana
Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mercy Barends raker dengan Menteri Riset dan Teknologi, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional dengan menghadirkan Keoala LPNK di Ruang Rapat Komisi VII, Gedung Nusantara I DPR RI, Selasa (26/12). (Foto: gesuri.id/Elva Nurrul Prastiwi)

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VII DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan Mercy Barends meminta  Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengeluarkan peta jalan untuk pengadaan satelit baru yang menyediakan informasi kebencanaan. 

Hal ini agar daerah-daerah rawan bencana di Indonesia bisa mendapatkan akses infomasi bencana secara cepat.  

Baca: Presiden Inginkan Sistem Peringatan Dini Bencana Terwujud

Mercy pun mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang diperoleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Indonesia masih mengandalkan Satelit Icarus untuk mendapatkan akses informasi terkait bencana alam. 

Mercy mengatakan hal itu dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VII dengan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro sekaligus Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (26/11). 

“Dan data bencana dari Satelit Icarus itu dipiliah dahulu ketika diakses, dan baru dikirim empat sampai enam jam kemudian ke Indonesia. Ini sangat menyedihkan,” ungkap Mercy. 

Sedangkan, lanjut Mercy, hal sangat berbeda terjadi di China. Ketika Megawati berangkat ke China, ungkap Mercy,  ditemukan kenyataan bahwa akses daerah-daerah rawan bencana terhadap informasi bencana dari satelit di Negeri Tirai Bambu itu hanya membutuhkan waktu dua menit. 

Baca: Presiden Perintahkan BMKG Membeli Alat "Early Warning System

Mercy pun menekankan pentingnya satelit baru penyedia informasi kebencanaan bagi Indonesia. Dia mengungkapkan untuk mendapatkan satelit baru tidak memakan anggaran terlalu besar, yakni tidak sampai Rp 5 Triliun.

“Jadi satelit khusus yang bisa digunakan untuk kita mengakses data-data yang kita butuhkan terkait kebencanaan dan perubahan iklim sangat penting. BRIN harus memikirkan hal ini,” tegas Mercy.

Quote