Ikuti Kami

MY Esti Tegaskan Guru Merupakan Pelukis Masa Depan Bangsa

MY Esti menekankan urgensi inovasi pendidikan sebagai fondasi pembentukan generasi berkarakter Pancasila di tengah derasnya arus digitalisas

MY Esti Tegaskan Guru Merupakan Pelukis Masa Depan Bangsa
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, My Esti Wijayati.

Jakarta, Gesuru.id - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, MY Esti Wijayati menegaskan guru bukan sekadar pengajar, melainkan pelukis masa depan bangsa.

MY Esti menekankan urgensi inovasi pendidikan sebagai fondasi pembentukan generasi berkarakter Pancasila di tengah derasnya arus digitalisasi.

“Guru hari ini bukan lagi hanya penyampai materi, tapi harus jadi inovator nilai. Dalam menghadapi disrupsi teknologi, kemampuan guru mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam pembelajaran digital yang kreatif adalah kunci menciptakan generasi yang kuat secara karakter dan adaptif terhadap perubahan,” kata MY Esti dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar untuk 150 guru dan tenaga kependidikan se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (5/7). 

Baca: Benhur Watubun Imbau Masyarakat Waspadai Kondisi Cuaca Ekstrem

Acara yang mengusung tema "Inovasi Performa Guru dan Tenaga Kependidikan dalam Mewujudkan Generasi Berkarakter Pancasila dengan Pendidikan Bermutu dan Berkeadilan di Era Digital" ini menjadi ruang refleksi sekaligus inspirasi bagi para pendidik. Esti menyampaikan bahwa tantangan di era digital memaksa redefinisi peran guru secara menyeluruh.

Ia menyoroti pentingnya menjadikan Empat Pilar MPR—Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika—sebagai nilai hidup (living values) yang tertanam dalam keseharian siswa melalui kurikulum yang kontekstual dan membumi.

Esti memetakan tiga pilar utama transformasi pendidikan di era digital. Pertama, peningkatan kompetensi digital guru, termasuk penguasaan kecerdasan buatan (AI) untuk mendesain pembelajaran yang selaras dengan kearifan lokal. Kedua, pemerataan akses pendidikan digital sebagai bentuk keadilan, khususnya di wilayah terpencil. Ketiga, penguatan implementasi projek profil pelajar Pancasila yang menjadi penopang kurikulum berdampak.

Peserta kegiatan diajak mengembangkan berbagai praktik inovatif seperti digital storytelling tentang perjuangan bangsa, gamifikasi nilai-nilai kebinekaan, hingga kolaborasi antar-sekolah secara daring untuk membangun solidaritas kebangsaan. 

“Era digital bukan ancaman, tapi peluang besar menjadikan Pancasila lebih relevan di mata generasi Z dan Alpha,” ujarnya.

Tak hanya memotivasi, Esti juga mendengar berbagai kendala yang dihadapi para guru. Mulai dari keterbatasan infrastruktur, kesenjangan teknologi antar wilayah, hingga beban administrasi yang tinggi. Ia menanggapi dengan serius dan menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan kebijakan afirmatif yang mendukung profesionalisme guru.

“Pendidikan bermutu lahir dari guru yang diberdayakan. Komitmen kami di Komisi X adalah mendorong pelatihan berkelanjutan, penyediaan platform digital berbasis kebutuhan daerah, dan alokasi anggaran yang proporsional,” jelas Esti.

Baca: Evita Nursanty Ingin Temui Nusron Wahid

Kegiatan yang berlangsung di Yogyakarta ini merupakan bagian dari rangkaian Sosialisasi Empat Pilar yang digagas MPR RI. Tujuannya, memperkuat pemahaman dan pengamalan nilai-nilai kebangsaan di kalangan pendidik sebagai ujung tombak pembangunan karakter bangsa.

Di akhir kegiatan, Esti berharap para guru DIY bisa menjadi teladan nasional dalam membangun ekosistem pendidikan yang tidak hanya unggul dalam capaian akademik, tetapi juga kokoh dalam nilai-nilai luhur Pancasila.

“Kalau kita ingin masa depan bangsa ini cerah, mari kita mulai dari guru. Karena dari tangan guru-lah masa depan Indonesia dilukis,” pungkas Esti Wijayati penuh semangat.

Quote