Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Obet Rumbruren mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) demi kemajuan Provinsi Papua Barat.
"Mari kita jemput program pemerintah yang digagas Presiden Prabowo Subianto ini untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke, tidak terkecuali anak-anak di Provinsi Papua Barat," kata Obet saat dihubungi dari Manokwari, Sabtu.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Demokrasi Harus Dirawat Dengan Baik!
Ia mengatakan program MBG beserta program-program lain yang dicanangkan pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan merupakan bagian dari rencana untuk mencerdaskan orang asli Papua.
Sebagai legislator dari Papua Barat, ia mempunyai kepedulian besar agar program tersebut dapat diterima oleh semua pihak.
Bentuk kepedulian itu ia wujudkan dengan selalu melakukan dialog dan sosialisasi ke berbagai daerah pemilihannya, yaitu Provinsi Papua Barat.
Belum lama ini, ia melakukan pertemuan dengan warga di Balai Desa Abreso, Distrik Ransiki, Kabupaten Manokwari Selatan pada 3 Juni 2025, untuk berdialog dengan warga.
Momentum tersebut, selain mempererat silaturahim antara dirinya sebagai wakil rakyat dengan masyarakat, juga dimanfaatkan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai program strategis nasional MBG.
Sebagai wakil rakyat yang duduk di Komisi IX DPR RI, pihaknya akan terus mengawal kemajuan bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, BPJS, MBG, dan kesehatan ibu dan anak.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
"Ini kesempatan untuk orang Papua dan kesempatan untuk Papua Barat, bagaimana Tuhan mau membuat sesuatu yang ajaib di mata kita, untuk kemajuan orang Papua," ujar Obet Rumbruren.
Ia juga menyoroti peran penting Komisi IX dalam mengatasi berbagai permasalahan kesehatan di daerah, termasuk kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Obet menegaskan komitmennya untuk membantu masyarakat yang mengalami kesulitan akses layanan kesehatan, bahkan sampai menghubungi pihak rumah sakit secara langsung.