Ikuti Kami

PDI Perjuangan Surabaya Dorong Kebijakan Perkuat Peran Ibu

PDI Perjuangan terbukti menjadi partai politik pelopor di tanah air, yang memperkuat peran kaum ibu di ruang publik.

PDI Perjuangan Surabaya Dorong Kebijakan Perkuat Peran Ibu
Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono (Cak Awi).

Surabaya, Gesuri.id - DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya menegaskan sikapnya bakal terus mendorong kebijakan publik dan aksi untuk memperkuat peran kaum ibu dalam berbagai bidang kehidupan.

"Peringatan Hari Ibu pada 22 Desember ini menjadi momentum bagi semua kalangan untuk memperkuat dukungan kepada kaum ibu agar bisa berkiprah luas di berbagai bidang," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Adi Sutarwijono di Surabaya, Minggu (22/12).

Adi mengatakan PDI Perjuangan terbukti menjadi partai politik pelopor di tanah air, yang memperkuat peran kaum ibu di ruang publik. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mendorong kebijakan yang mampu menciptakan prinsip kesetaraan warga negara tanpa diskriminasi gender.

Baca: PDI Perjuangan Kota Surabaya Gelar Nobar Film Naga Bonar

"Dalam berorganisasi, kami diajarkan untuk disiplin menjaga ruang itu. Struktur kepengurusan PDI Perjuangan di semua tingkatan, wajib menjaga 30 persen keterwakilan kaum perempuan," kata Adi.

Menurutnya, PDI Perjuangan sejak awal telah mengakui kepeloporan kaum ibu dalam memajukan Indonesia di semua bidang. Bapak Bangsa dan Presiden RI pertama, Bung Karno, telah meletakkan paradigma kesetaraan dengan menyatakan: perempuan adalah jalan peradaban bagi kemajuan Indonesia.

"Laki-laki dan perempuan bagaikan dua sayap seekor burung. Jika dua sayap sama kuatnya, terbanglah burung itu sampai ke puncak yang setinggi-tingginya," kata Adi mengutip Bung Karno.

Bung Karno pula yang menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu lewat Keputusan Presiden 316 Tahun 1959. Pada 22 Desember dipilih bertepatan dengan Kongres Perempuan I pada 1928.

"Dari historisnya, Hari Ibu sebenarnya lahir dari kebijakan politik yang mengakui peran kaum perempuan di ranah publik. Jadi PDI Perempuan mengakui kiprah perempuan di urusan publik, bahwa perempuan harus dilibatkan dalam kebijakan publik strategis, selain urusan privat," ujarnya.

Jiwa kerakyatan Bung Karno salah satunya juga dibentuk oleh Sarinah, pengasuhnya di masa kecil. Dalam buku biografinya, Sukarno mengakui peran Sarinah yang disebutnya menanamkan rasa cinta, welas asih, kepada rakyat jelata.

Kemudian, lanjut Adi, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri adalah presiden perempuan pertama di Indonesia. PDI Perjuangan juga menempatkan Puan Maharani sebagai Ketua DPR perempuan yang pertama.

Baca: PDI Perjuangan Terus Eratkan Jaringan di Kota Surabaya

Bahkan di Kota Surabaya, PDI Perjuangan juga menugaskan Tri Rismaharini sebagai Wali Kota perempuan pertama dalam sejarah di Kota Pahlawan. Di lembaga legislatif DPRD Kota Surabaya, PDI Perjuangan menempatkan 33 persen wakil rakyat perempuan dari 15 kursi yang didapatkan.

"PDI Perjuangan terbukti telah mampu menempatkan ibu dalam peran-peran puncak, yang sebelumnya didominasi oleh kaum laki-laki. Partai kami telah membuktikan diri untuk menemptkan kaum ibu sebagai penggerak perubahan dan kemajuan bagi masyarakat dan bangsa ini," kata Adi yang juga ketua DPRD Kota Surabaya.

Quote