Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi V DPR RI Dapil Jambi, Edi Purwanto mendesak pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum untuk segera melakukan pelebaran jalan utama dari Kota Jambi menuju Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi.
Usulan ini, menurutnya, sudah ia sampaikan langsung dalam rapat Komisi V DPR RI bersama Menteri Pekerjaan Umum beberapa waktu lalu.
“Pak Menteri, saya di datangi adik-adik mahasiswa dari bem unja dan uin, ada wilayah yang namanya pijoan terintegrasi dengan sma titian teras dah man cendekia, kemudian ada exit tol ini perlu dilakukan pelebaran,” kata Edi, dikutip Jumat (21/11/2025).
Edi menjelaskan bahwa ruas jalan tersebut merupakan jalur utama dan sangat vital bagi mobilitas dua perguruan tinggi negeri terbesar di Jambi, yaitu Universitas Jambi dan UIN Sultan Thaha. Selain itu, jalur ini setiap hari juga digunakan ribuan pelajar dari sekolah-sekolah unggulan seperti SMA Titian Teras dan MAN Cendekia.
Legislator PDI Perjuangan ini menegaskan bahwa keberadaan exit tol di wilayah Pijoan akan berdampak langsung pada peningkatan volume kendaraan yang melintas. Padahal kondisi saat ini saja, dengan jalan yang relatif sempit, sudah mengakibatkan korban jiwa dalam jumlah yang memprihatinkan.
“Jalan ini juga lintasan utama kendaraan antarprovinsi dan pengangkut barang. Kondisinya yang sempit sering menyebabkan kemacetan dan rawan kecelakaan,” ucapnya.
Menurut Edi, jumlah mahasiswa yang melintas saja mencapai sekitar 57 ribu orang setiap hari, belum termasuk masyarakat umum dan kendaraan logistik. Kondisi padat tersebut, ditambah minimnya lebar jalan, telah menimbulkan deretan kecelakaan maut yang banyak memakan korban.
“Setidaknya sampai dengan hari ini tercatat hampir 50 mahasiswa yang meninggal dunia karena kecelakaan yang artinya karena kondisi jalan yang sempit, sudah Crowded ini,” ujarnya.
Atas kondisi tersebut, mantan Ketua DPRD Provinsi Jambi ini meminta pemerintah pusat tidak hanya melakukan pelebaran, tetapi juga mempertimbangkan pembangunan dua jalur agar arus kendaraan semakin aman dan terkendali. Ia menegaskan perlunya perhatian serius dari Kementerian PUPR.
“Jadi saya mohon kepada pak Menteri untuk jalur ini di atensi untuk di masukkan ke dalam skala prioritas. Karena setiap hari volume kendaraan semakin meningkat, sementara kondisi jalan jadi makin sempit,” pungkasnya.

















































































