Ikuti Kami

Presiden Minta Wartawan Jadi Pencegah Hoaks

Sering kali hoaks disebarkan media abal-abal dan disampaikan berantai melalui Medsos agar bisa mempengaruhi persepsi masyarakat.

Presiden Minta Wartawan Jadi Pencegah Hoaks
Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa tamu undangan pada acara Pembukaan Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (28/9). Kongres yang akan berlangsung hingga 30 September tersebut mengagendakan pemilihan ketua umum dan kepengurusan PWI periode 2018-2023.

Solo, Gesuri.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta wartawan menjadi pencegah hoaks mengingat saat ini banyak informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.

"Dengan hadirnya media sosial, setiap orang bisa menjadi wartawan dan pemimpin redaksi. Rapat redaksi yang tertata diganti oleh Medsos. Tantangan lain adalah munculnya hoaks, memanfatkan peluang kebebasan dan demokrasi yang tersedia," kata Presiden dalam sambutan pembukaan Kongres XXIV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Sunan Solo, Jumat (28/9).

Baca: Presiden: Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Medsos

Ia mengatakan hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga negara lain, di antaranya, Singapura, Malaysia, dan negara-negara di Timur Tengah.

"Mereka mengeluhkan hal yang sama. Sering hoaks disebarkan media abal-abal dan disampaikan berantai melalui Medsos agar bisa mempengaruhi persepsi masyarakat bahwa informasi itu benar," katanya.

Ia mengatakan, di balik penyebaran hoaks ada modus kepentingan tertentu, yaitu kepentingan politik yang mempengaruhi persepsi pembaca sesuai tujuan kepentingan politik.

"Di sinilah saya melihat pentingnya PWI, pentingnya media massa untuk memberikan berita yang benar. Ini kesempatan betapa pentingnya PWI dan media massa," katanya.

Menurut Kepala Negara, saat ini masyarakat membutuhkan informasi berkualitas mengingat terlalu banyak berita tidak jelas "juntrungannya".

"Buktikan kepada rakyat bahwa media merupakan sumber informasi yang kredibel dan berkualitas. Indonesia membutuhkan wartawan berdedikasi tinggi dan menjaga martabat. Satu artikel dari dirinya turut menentukan persepsi publik dan masa depan negara kita," katanya.
Menurut dia, media massa harus membangun "check and balance" serta memperkuat partisipasi warga dan mewujudkan pemerintahan yang akuntabel.

Sementara itu, Presiden juga mengatakan bahwa kritik yang disuarakan media massa dalam demokrasi adalah sesuatu yang wajar. Ia mengatakan dengan kritik, maka pemerintah bisa membenahi kekurangan yang ada.

"Akan tetapi kritik beda dengan fitnah dan provokasi, juga bukan mencari kesalahan dan nyinyir," katanya.

Baca: Presiden Minta Babinsa Ikut Redam Hoaks

Presiden Jokowi mengingatkan semua pihak agar tidak menghalangi kerja wartawan dan melakukan kekerasan kepada jurnalis.

"Kebebasan pers menjadi hal utama. Saya juga meminta pemilik media massa agar memperhatikan kesejahteraan wartawan," katanya.

Quote