Ikuti Kami

Program Ekonomi Ganjar-Mahfud Ciptakan  Kemandirian Masyarakat dan Perkuat Ekonomi Nasional 

Program ekonomi Ganjar Pranowo dan Mahfud mampu menciptakan  kemandirian ekonomi masyarakat dan memperkuat ekonomi nasional. 

Program Ekonomi Ganjar-Mahfud Ciptakan  Kemandirian Masyarakat dan Perkuat Ekonomi Nasional 

Jakarta, Gesuri.id - Program Ekonomi pasangan Calon Cresiden  (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Ganjar-Mahfud)  mampu menciptakan  kemandirian ekonomi masyarakat dan memperkuat ekonomi nasional. 

Pernyataan itu, disampaikan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan  Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi BS Sukamdani, yang menjadi Dewan Pakar Bidang Ekonomi dan Bisnis Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, di Jakarta, Jumat (12/1). 

Hariyadi mengatakan, fokus Ganjar-Mahfud menciptakan  kemandirian ekonomi masyarakat, didasari pertimbangan bahwa konsumsi rumah tangga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. 

"Indonesia punya kelebihan dibandingkan negara lain, yaitu ekonomi kita 60% di-support oleh konsumsi rumah tangga. Ada dari impor dan investasi, dan lain-lain tetapi prosentasenya tidak terlalu besar," kata Hariyadi.

Ia mengatakan  yang harus diperkuat adalah  ekonomi masyarakat agar mandiri secara ekonomi dan memiliki daya beli tanpa harus ditopang terus-menerus oleh pemerintah melalui bantuan sosial (bansos) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT).

"Makanya, program ekonomi Ganjar-Mahfud mendorong sumber daya manusia (SDM) lebih produktif, dan terampil, jadi masyarakat didorong mandiri dalam ekonomi," jelas Hariyadi.

Dengan kondisi ekonomi global yang tak pasti saat ini, lanjutnya, sangat penting untuk memperkuat ekonomi domestik, apalagi nilai tambahnya memang belum maksimal.   Hariyadi menjelaskan, dalam situasi mendesak BLT memang diperlukan untuk menopang daya beli masyarakat. Meski demikian BLT bukan ekonomi produktif dan tidak bisa dilakukan terus-menerus.

"Kasih makan gratis, kasih BLT, mau sampai kapan? Ini bukan ekonomi produktif. Masyarakat harus didorong untuk mandiri secara ekonomi. Inilah yang harus diedukasi ke masyarakat bahwa bukan BLT yang penting,  tapi bagaimana kemampuan ekonomi  dan daya beli mereka  berlanjut," tutur Hariyadi. 

17 Juta Lapangan Kerja

Dia menjelaskan, dari beberapa program ekonomi yang diusung Ganjar-Mahfud, salah satu yang  langsung dirasakan manfaatnya atau dampaknya oleh masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yaitu program 17 juta lapangan kerja dalam 5 tahun. 

Jika di break down, implementasi dari program ini akan melibatkan pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga, sektor swasta, hingga pemerintah daerah sampai ke lingkup desa untuk menciptakan mesin industri baru. 

Industri  digarap pada sektor agro dan kelautan, mineral dan hasil tambang, serta digitalisasi dan transisi energi. Itu sebabnya, Ganjar-Mahfud mendorong hilirisasi pertanian dan kelautan yang  belum tergarap optimal, padahal petani dan nelayan ada di seluruh wilayah NKRI. 

"Ini memang bukan perkara gampang, tapi bisa didukung pemerintah melalui pola anggaran di APBN. Kalau sekarang ini KPA (key performance area) APBN pada penyerapan atau sisi belanja,  Ganjar-Mahfud  mendorong KPA APBN lebih ke bagaimana dampak output-nya kepada masyarakat," ungkap Hariyadi. 

Dengan demikian, lanjutnya, yang dikejar Kementerian/Lembaga (K/L) bukan lagi bagaimana anggaran habis karena sudah dianggarkan, tetapi output yang dirasakan  masyarakat itu seperti apa. 

"Jadi Kementerian/Lembaga akan fokus pada program-program produktif ke masyarakat, bukan bikin program yang hanya sekadar menghabiskan anggaran tapi tak ada hasil, seperti program food estate dari Kementerian Pertahanan yang mencuat, itu enggak berhasil pun enggak dipersoalkan, karena KPA-nya yang penting anggaran terserap," tutur Hariyadi.

Dengan situasi perekonomian global yang tak menentu, antisipasi yang harus dilakukan pemerintah adalah ekonomi domestik diperkuat. Caranya, kebijakan mengenai ketenagakerjaan dan kemampuan daya beli masyarakat harus terjaga. 

Terkait hal itu, usaha padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja jangan sampai diberi pajak yang tinggi. Pemerintah juga daoat memberi insentif bahkan subsidi ke dunia usaha yang daya serap tenaga kerjanya tinggi, agar tidak terjadi gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

"Kita mau mengoptimalkan bonus demografi artinya harus menyiapkan lapangan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja muda kita, makanya apapun jenis usaha yang membuka lapangan kerja harus didukung, diberikan insentif, dipajaki boleh tapi jangan besar," ungkap Hariyadi 

Ekonomi Underground
Hariyadi  menambahkan, Ganjar-Mahfud yang berkomitmen pada pemberantasan korupsi, juga akan fokus meningkatkan sumber pendapatan negara melalui  penegakkan hukum pada ekonomi underground, seperti judi online, pinjol ilegal, pencucian uang, dan narkoba. 

"Selama ini, sumber pendapatan lebih banyak dari utang luar negeri dan mengejar pajak, tapi di lain pihak untuk ekonomi underground seperti judi online, pinjol online, narkoba, pungli birokrasi, dan KKN. Itu tidak pernah disingkap padahal potensi ekonomi dan perputaran uangnya luar biasa. Inilah yang menjadi tugas Pak Mahfud untuk menyingkapnya. Kalau ini berjalan, FDI akan meningkat, tax ratio kita bisa lebih tinggi," tutur Hariyadi.

Dia menambahkan, program ekonomi Ganjar-Mahfud akan
memaksimalkan semua sektor yang ada, hilirisasi berlanjut, nilai tambah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor harus didorong, jadi semua inefisiensi dalam penciptaan pasar dihilangkan. 

"Dengan demikian, pencapaian pertumbuhan ekonomi 7%  sangat realistis melalui program ekonomi Ganjar-Mahfud, dan bongkar ekonomi underground yang akan menjadi  fokus Pak Mahfud," ujar Hariyadi.

Quote