Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR RI Puan Maharani bertemu dengan Ketua Parlemen Jepang Nukaga Fukushiro dalam kunjungan kerjanya ke Tokyo guna membahas berbagai hal untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Jepang.
Menurut dia, hubungan bilateral perlu diperkuat karena kedua negara sama-sama menghadapi tantangan ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global. Adapun pertemuan Puan dengan Fukushiro digelar sebelum acara peresmian Patung Presiden RI Pertama Soekarno di KBRI Tokyo, Rabu (28/5), waktu setempat.
"Kedua negara merupakan pilar utama untuk menciptakan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan di Asia,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta.
Menurut Puan, pertemuannya dengan Nukaga Fukushiro menjadi momen penting bagi persahabatan RI-Jepang, yang tahun ini memasuki 67 tahun sejak tahun 1958.
Hal itu, kata dia, sudah dikembangkan sejak kepemimpinan Presiden Soekarno yang memainkan hubungan bilateral.
Saat ini, dia mengatakan bahwa pemerintah Indonesia juga sudah berupaya memperkuat hubungan kerja sama dengan Jepang.
Ia mengatakan kerja sama antara Parlemen Indonesia dan Jepang juga perlu terus diperkuat untuk melengkapi hubungan erat antara pemerintah.
“Pada kesempatan ini, saya ingin mengundang Bapak Ketua DPR Jepang untuk berkunjung ke Indonesia,” kata dia.
Menurut dia, Jepang merupakan salah satu mitra dagang dan investor asing utama di Indonesia.
Dengan begitu, menurut dia, Indonesia-Jepang perlu meningkatkan arus perdagangan dan investasinya di tengah meningkatnya gejala proteksionisme dan ketidakpastian ekonomi global.
Dia pun berharap Jepang tetap dapat mendukung Indonesia untuk pembangunan infrastruktur, hilirisasi, hingga transisi energi hijau.
Di sisi lain, menurut dia, peningkatan persahabatan antar masyarakat pun diperlukan untuk menjadi fondasi hubungan bilateral.
Hubungan antar masyarakat dapat dibangun dengan bidang pariwisata, serta promosi budaya, seni, makanan, dan film. Dengan begitu, dia berharap lebih banyak wisatawan Jepang berkunjung ke Indonesia.
“Kita juga perlu membangun hubungan antara generasi muda yang merupakan pemimpin di masa depan,” katanya.