Ikuti Kami

Puan Maharani: Bung Karno Adalah Kader Muhammadiyah 

Bangsa Indonesia dan organisasi Islam Muhammadiyah ibarat sisi-sisi mata uang yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Puan Maharani: Bung Karno Adalah Kader Muhammadiyah 
Ketua DPR-RI Puan Maharani.

Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPR-RI Puan Maharani menyatakan, membicarakan tentang Presiden pertama Bung Karno, Bangsa Indonesia dan organisasi Islam Muhammadiyah ibarat sisi-sisi mata uang yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

Cucu dari Bung Karno itu mengungkapkan, bila ingin memahami kiprah dan perjuangan Bung Karno bersama Muhammadiyah bagi kepentingan bangsa Indonesia, maka diperlukan pemahaman terhadap jati diri pemikiran dan ideologi Bung Karno yang seutuhnya.

Hal itu dikatakan Puan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional ke II Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah yang digelar secara daring, Sabtu (21/11).

Baca: Milad ke-108, Presiden Ajak Muhammadiyah Perangi Hoaks

"Bung Karno pernah menegaskan tentang jati dirinya tersebut dalam buku berjudul Sarinah halaman 325 yang mengatakan, 'Dalam cita-cita politikku, aku seorang Nasionalis, dalam cita-cita sosialku, aku adalah seorang sosialis dan dalam cita-cita theisku, aku ini adalah orang yang percaya sama sekali terhadap Tuhan, dalam hal ini sebagai pengikut Nabi Muhammad SAW'," ungkap Puan.

Puan melanjutkan, dari ketiga jati diri ideologis dan pemikiran Bung Karno tersebut, terutama yang menyangkut tentang dimensi ke-Islamannya, tidak dapat dipisahkan dari peran tokoh-tokoh alim ulama para pahlawan bangsa. 

Dan salah satu ulama yang menjadi guru utama Bung Karno adalah KH. Ahmad Dahlan, tokoh pendiri Muhammadiyah. 

"Ketertarikan Bung Karno akan ajaran Keislaman Kyai Dahlan yang dianggap berpandangan Islam yang berkemajuan dan modern itulah, yang akhirnya Bung Karno memutuskan untuk masuk menjadi kader Muhammadiyah. Bahkan beliau pernah diangkat menjadi Ketua Majelis Pengajaran Muhammadiyah di Bengkulu tahun 1938-1942," ujar Puan. 

Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDI Perjuangan ini melanjutkan,  keluarga neneknya,  Ibu Fatmawati Soekarno juga merupakan keluarga Muhammadiyah. 

"Dengan kata lain, antara keluarga besar Bung Karno dan Muhammadiyah secara historis, kultural dan pemikiran tidak dapat dipisahkan," ujar Puan.

Puan melanjutkan,  perspektif perjuangan Bung Karno dan Muhammadiyah untuk Bangsa Indonesia, dapat diibaratkan air sungai yang mengalir deras dari muara menuju lautan luas.

Perjuangan Muhammadiyah sejak awal kelahirannya tanggal 18 November 1912 atau 108 tahun yang lampau memang sudah berkhidmat bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Muhammadiyah, sambung Puan, secara institusional telah berjuang untuk menyadarkan umat Islam dan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari belenggu kolonialisme asing.

"Kader-kader Muhammadiyah seperti Bung Karno, Ki Bagus Hadikusumo, Jenderal Soedirman dan lain-lain ikut mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bahkan Bung Karno lah yang mengambil peran sebagai proklamator kemerdekaan bangsa Indonesia," ujar Puan. 

Demikian halnya dengan Bung Karno. Puan memaparkan,  sejak berusia remaja sekitar berusia 15 tahun, kakeknya itu telah aktif dalam pergerakan Islam di rumah Haji Oemar Sahid Tjokroaminoto di Surabaya. Bung Karno pun melanjutkan pergerakan politiknya ketika beliau kuliah di ITB Bandung, hingga akhirnya berkali-kali harus menghadapi penjara kolonial dan pembuangan ke berbagai wilayah terpencil di kepulauan nusantara ini. 

Baca: HUT Muhammadiyah, Puan: Terus Perjuangkan Islam Berkemajuan

"Berbagai dinamika dan dialektika perjuangan Bung Karno dan Muhammadiyah bersama elemen-elemen bangsa yang lainnya tersebut akhirnya telah berhasil mengantarkan bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang emas kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 yang lampau," ujar Puan. 

Namun, sambung Puan, bukan hanya kemerdekaan bangsa Indonesia saja yang dipersembahkan oleh para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia. Tetapi Bung Karno bersama para tokoh pendiri bangsa lainnya juga telah mewariskan Pancasila sebagai dasar dan ideologi yang telah membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan.

"Pancasila ini pulalah yang telah mempersatukan bangsa Indonesia yang beragam-ragam suku, agama, etnis, bahasa, golongan dan lain sebagainya," ujar Puan.

Quote