Ikuti Kami

Pengaktifan Sekolah, Putra Khawatir Pandemi Corona Susulan

Hal ini menyusul rencana Kemendikbud yang mengaktifkan kembali kegiatan bersekolah pada Juli atau Desember 2020.

Pengaktifan Sekolah, Putra Khawatir Pandemi Corona Susulan
Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan. Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan mengkhawatirkan rencana pengaktifan kembali sekolah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memicu gelombang kedua (second wave) pandemi virus corona (Covid-19).

Politisi PDI Perjuangan ini tak ingin kebijakan pembukaan sekolah justru menimbulkan permasalahan baru. 

Baca: Putra Minta Kaji Secara Matang Pengaktifan Kembali Sekolah

"Karena belajar dari spanishflue second wave harus dipertimbangkan. Second wave harus masuk pertimbangan dari pemerintah dan seperti spanishflue itu second wave membawa korban paling banyak. Spanishflue 1918 yang mati 50 juta orang," kata Putra di Jakarta, Jumat (15/5). 

Seperti diketahui Kemendikbud tengah menggodok dua pilihan untuk membuka kegiatan sekolah pada Juni atau Desember, sempat dibahas dalam rapat internal bersama komisi X DPR RI.  Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji operasional yang dilakukan dengan pertimbangan kesehatan.

"Jadi yang pembuat kebijakan itu jangan pertimbangannya hanya pertimbangan hanya karena kita mau buru-buru kembali ke kebiasaan lama," tambahnya. 

Secara tegas Putra  meminta Kemendikbud mengutamakan keselamatan anak didik dan guru. “Saya lebih mengedepankan nyawa anak-anak, nyawa guru," pinta Putra. 

Bahkan Putra meminta Kemendikbud untuk mempertimbangkan rapid test atau suplemen/obat di sekolah setiap hari, jika sekolah akan dibuka. Jika tak bisa terpenuhi, ia menuturkan sebaiknya sekolah tak dibuka terlebih dahulu. 

"Ya tanpa rapid test, enggak ada obat, enggak ada vaksin ya janganlah kita ciptakan second wave atau memperburuk second wave dengan pertimbangan yang hanya sekadar pendidikan, ini bukan masalah pendidikan ini tapi kesehatan," tandas dia. 

Hal ini juga dikuatkan data Per Jumat (15/5), kasus corona sudah tembus 16.496 orang. Sebanyak 178.602 spesimen diperiksa melalui metode PCR dan TCM.  

Baca: 5 Instruksi Terbaru Presiden Soal Penanganan Covid-19

"Ada konfirmasi kasus positif baru sebanyak 490 orang. Sehingga kasus positif kini sudah mencapai 16.496 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, dalam jumpa pers di Gedung BNPB, Jumat (15/5).       
                             
DKI Jakarta masih menjadi zona merah pusat penyebaran corona terbanyak, disusul Jawa Timur dan Jawa Barat. Pemprov DKI sudah menetapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk Jakarta telah diperpanjang hingga 22 Mei.

Quote