Ikuti Kami

Putra Minta Kaji Secara Matang Pengaktifan Kembali Sekolah

Putra menjabarkan tiga aspek penting jika Kemendikbud benar-benar membuka sekolah pada bulan Juli atau Desember 2020. 

Putra Minta Kaji Secara Matang Pengaktifan Kembali Sekolah
Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan. Foto: Gesuri.id/ Elva Nurrul Prastiwi.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan, meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengkaji dengan matang rencana membuka sekolah kembali.

Bahkan Putra menjabarkan tiga aspek penting jika Kemendikbud benar-benar membuka sekolah pada bulan Juli atau Desember 2020. 

Baca: Pandemi Corona, Peluang Untuk Redefinisi Pendidikan

Ketiga aspek tersebut diantaranya kesediaan obat penyembuh corona vaksin, atau minimal menggelar rapid test di sekolah setiap hari. 

"Tanpa pertimbangan kesehatan, skema apa yang mau kita bahas karena di dalam pertimbangan kesehatan harus ada elemen vaksin, ada obat. Nah, obat penyembuh Covid-19 sudah ada obatnya belum, yang bisa diminum, sudah ada vaksin belum, yang bisa dipakai," kata Putra di Jakarta, Jumat (15/5). 

Dua opsi dibukanya kembali aktivitas sekolah sebelumnya dibahas dalam rapat internal dengan Komisi X DPR. Plt Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, mengaku akan mempertimbangkan sejumlah aspek untuk mengakhiri belajar di rumah.

"Bisa tidak, kita siapkan rapid test dari mulai tahun ajaran sampai bulan Desember untuk jutaan anak didik kita setiap pagi. Coba dihitung Senin-Jumat dikalikan sampai bulan Desember akhir setiap pagi harus kasih rapid test dulu itu gimana caranya," tambah dia. 

Bahkan menurut Putra, jika aktivitas sekolah kembali efektif, terdapat sejumlah kebiasaan anak didik yang harus diantisipasi, seperti berbagi makanan dengan teman hingga duduk berdekatan. Akan sangat berbahaya jika efektivitas sekolah tidak dilakukan bersama kesiapan obat, vaksin, dan rapid test. 

"Bayangkan kalau nanti anak-anak masuk sekolah, misal, amit-amit ada yang terinfeksi masuk satu kelas, tahu kan jam sekolah dari pagi sampai sore, ruang-ruang kelas seperti apa. Apalagi kalau pakai AC, duduk dempet-dempetan, belum lagi anak-anak kita suka bagi-bagi makanan," tutur Putra. 

"Kalau tidak ada vaksin, paling tidak, ada obat. Kita tebak-tebak buah manggis hari ini kena atau kapan kena. Jadi cap-cip-cup kembang kuncup," sambung dia lagi. 

Baca: Efek Corona, Basarah Nilai Pendidikan Tengah Hijrah

Politisi PDI Perjuangan ini meminta jika tiga aspek kesehatan itu tak mampu dilakukan Mendikbud, sebaiknya sekolah jangan dibuka terlebih dahulu. Menurutnya, keselamatan jiwa siswa didik dan guru menjadi faktor utama.

"Dengan pertimbangan itu, ya, tanpa rapid test, tidak ada obat, enggak ada vaksin, ya, janganlah (dibuka sekolah). Saya lebih mengedepankan nyawa anak-anak, nyawa guru," tandas mantan pemimpin redaksi Metro TV ini.

Quote